Ajaran Hare Krishna Berkembang Hingga Ke Penjuru Dunia

Beberapa kelompok lain menyebarkan isu bahwa  ajaran hare krishna bukan Hindu. Benarkah Hare Krishna adalah aliran sesat? Benarkah Hare Krishna bukan Hindu?

Jika kita melihat perkembangan agama dalam masyarakat Hindu di Indonesia saat ini, banyak bermunculan kelompok spiritual yang secara tradisional dan filosofis terlihat berbeda. Misalnya Kelompok Sai Baba, Ananda Marga, Anand Krishna, dan berbagai jenis aliran Yoga dan Tantra.

Seperti Ajaran hare krishna, mereka juga memiliki pusat dakwah dan pusat pelayanan yang tersebar luas di masyarakat. Uniknya, meski hampir semua kelompok spiritual “impor” ini menghadirkan wajah budaya yang berbeda dengan budaya lokal nusantara, mengapa yang paling banyak diserang, dinyatakan sesat dan dituduh tidak beragama Hindu justru Hare Krishna? Ada apa dengan Hare Krishna?

Organisasi Hare Krishna dibentuk dari garis disiplin (sampradaya) dari Brahma Gaudya Vaisnava. Garis disiplin ini diyakini dimulai dengan Dewa Brahma yang menerima ilmu suci Weda dari Sri Krishna dan kemudian dari generasi ke generasi dari guru ke murid (parampara) dan diteruskan ke Maha Rsi Narada, Maha Rsi Vyasa kepada Dewa Chaitanya Maha Prabhu yang adalah salah satu tokoh terpenting. Garis disiplin ISKCON.

Ajaran Hare Krishna

Tujuan Gerakan Hare Krishna

Secara sistematis menyebarkan pengetahuan spiritual kepada masyarakat luas dan mendidik semua orang dalam teknik kehidupan spiritual untuk menahan nilai-nilai yang tidak seimbang dalam hidup dan untuk mencapai persatuan dan perdamaian sejati di dunia.

Untuk menyebarkan kesadaran Tuhan (Krishna), seperti yang diungkapkan dalam Bhagavad-gita dan Srimad Bhagavatam.

Untuk membawa anggota Serikat bersama-sama satu sama lain dan lebih dekat dengan Tuhan, entitas tertinggi, sehingga mengembangkan gagasan di dalam anggota, dan umat manusia pada umumnya, bahwa setiap jiwa adalah bagian esensial dan sangat kecil dari sifat Tuhan.

Untuk mengajarkan dan mendorong gerakan Sankirtana, atau kerumunan pelafalan nama suci Tuhan seperti yang disampaikan dalam ajaran Sri Caitanya Mahaprabhu.

Untuk membangun tempat suci lila transendental bagi anggota dan masyarakat luas yang didedikasikan untuk Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk mendekatkan para anggota dengan tujuan agar mengajarkan cara hidup yang lebih sederhana dan yang lebih alami.

Dengan tujuan untuk mencapai tujuan yang disebutkan di atas, akan menerbitkan dan mendistribusikan buletin, majalah, buku, dan tulisan lainnya.

Pengikut ajaran Hare Krishna adalah salah satu kelompok yang paling pertapa (hidup yang sangat sederhana). Kode etik dan moral yang diterapkan di perguruan tinggi ini sangat ketat.

Anggota harus mematuhi empat prinsip, yaitu larangan mabuk (meminum minuman beralkohol dan / atau menggunakan obat-obatan terlarang), melakukan hubungan seks bebas, mencuri dan makan daging, ikan dan telur di samping aturan lain yang tidak kalah ketat. Meski demikian, pertumbuhan pengikut ajaran ini tercatat sebagai salah satu yang terbesar di dunia.

Hare Krishna Mendasarkan Ajarannya Pada Weda

Pada prinsipnya Ajaran Hare Krishna didasarkan pada kitab suci Weda, khususnya Bhagavad Gita, Bhagavata Purana (Srimad Bhagavatam), Visnu Purana, Padma Purana.

Teks Bhagavad Gita dan Srimad Bhagavatam digunakan sebagai rujukan utama karena diyakini sebagai inti dan kesimpulan dari kitab suci Veda yang luas. Namun, pengikut Hare Krishna tidak terbatas hanya mempelajari dua kitab suci ini, tetapi juga didorong untuk memahami kitab suci Weda lainnya.

Hampir sama dengan Panca Sradha (lima dasar kepercayaan) agama Hindu di Indonesia, Hare Krishna juga meyakini landasan kepercayaan seperti yang tertuang dalam Bhagavad Gita. Beberapa kepercayaan dasar meliputi:

  • Percayalah kepada Tuhan
  • Percaya akan keberadaan Atman
  • Percaya pada hukum Karma
  • Percayalah akan keberadaan Waktu yang kekal
  • Percaya akan keberadaan Moksa

Konsep ketuhanan dalam ajaran Hare Krishna menyatakan bahwa Tuhan itu sempurna secara intrinsik. Dia memiliki aspek Bhagawan (bentuk pribadi), Brahman (tidak berbentuk) dan Paramatman (menyebar dan ada di mana-mana di seluruh ciptaan-Nya).

Visnu Sahasra Nama atau 1000 nama suci Tuhan yang tertuang dalam Padma Purana dan juga Mahabharata Anushāsanaparva 149 merupakan salah satu pedoman bagi kebebasan umat Hare Krishna dalam menyebut nama Tuhan yang disukainya.

Mengenai dewa, ajaran Hare Krishna mengatakan bahwa Tuhan dan dewa berbeda. Deva adalah hamba dari Satu Tuhan yang merupakan Jiva Tattva yang merupakan individu yang sama dengan makhluk hidup lainnya tetapi karena kegunaan dan karma mereka mendapatkan tubuh dan posisi seperti itu.

Namun pada beberapa posisi seperti posisi Brahma, Visnu dan Siva kadang dilakukan oleh Tuhan sendiri dalam aspeknya sebagai Tri Guna Avatara.

Untuk perbedaan antara Tuhan dan Atman di dalam ajaran Hare Krishna sangat jelas. Hare Krishna menolak anggapan bahwa Atman dan Brahman (Tuhan) adalah sama. Tuhan adalah Tuhan dan Atman tetaplah Atman yang semuanya adalah individu terpisah yang secara kuantitatif sama, tetapi kualitasnya berbeda.

Konsep ajaran ini dipertajam oleh Sri Chaitanya Maha Prabhu sebagai salah satu acharias dalam garis disiplin Hare Krishna dengan filosofinya yang sangat terkenal yaitu “Achintya Bheda Abheda Tattva”. Maka atas dasar inilah ajaran Hare Krishna menolak anggapan bahwa karena kita adalah Atman yang sama dengan Brahman, suatu saat ketika kita mencapai moksa kita akan bersatu dan menjadi Tuhan.

Mengenai konsep Moksa, ajaran Hare Krishna meyakini ada 4 jenis Moksa, yaitu:

  • Salokya: Dapat Tinggal di dunia spiritual yang sama dengan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa;
  • Samipya: mampu tinggal dekat Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa;
  • Sarupya: bisa berbentuk sama dengan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa

Ajaran Hare Krishna dengan tegas menolak konsep moksa yang menyatakan bahwa kita sebagai Atman adalah sederajat dengan Tuhan dan bahwa suatu saat kita bisa bersatu dan menjadi Tuhan.

Maka dari uraian ajaran di atas terlihat bahwa ajaran Hare Krishna 100% didasarkan pada pemahamannya terhadap kitab suci Weda walaupun di antara para penganut Weda terdapat beberapa cabang filsafat dan aliran yang terkesan bertolak belakang.

Suara Iskcon

Salah satu tokoh suci di penghujung abad ke-15 mencoba menghidupkan kembali tradisi bhakti yoga dengan mengadopsi metode memperkenalkan orang pada gerakan spiritual yang kemudian meluas ke seluruh India.

Kebangkitan ini berpusat pada penekanan pada pengucapan nama suci Ka. Praktik ini didasarkan pada teologi ketuhanan yang rasional dan komprehensif. Anggota Hare Krishna ini percaya dan memuja Dewa Chaitanya sebagai inkarnasi Krishna untuk zaman modern. ISKCON merupakan kelanjutan dari gerakan yang diusung oleh Sri Chaitanya.

Apa ISKCON Itu?

Masyarakat Internasional untuk Kesadaran Krishna atau disingkat ISKCON, dikenal sebagai asosiasi Hare Krishna, yang mencakup ratusan pusat pengajaran, ribuan kelompok pertemuan lokal, kuil, komunitas desa, dan jutaan anggota di seluruh dunia.

Meski usianya masih terbilang muda, muncul sekitar lima puluh tahun yang lalu, ISKCON yang didirikan di New York City ini terus berkembang hingga ke penjuru dunia hingga umat Hindu Bali, meski hingga kini keberadaannya di Bali menghadapi banyak kontroversi.

ISKCON adalah sampradaya Gaudiya Vaishnava, yang merupakan tradisi tauhid dalam lingkup budaya Weda atau Sanatana Dharma (yang juga dikenal luas sebagai Hindu). Landasan filosofinya adalah ayat-ayat Sansekerta yang merupakan inti dari ajaran Veda tentang tradisi bhakti yoga yang sakral.

Dalam ajaran Bhakti yoga dijelaskan bahwa tujuan utama semua makhluk hidup adalah membangkitkan kecintaannya kepada Sri Krishna, Yang Maha Menarik. Anggota ISKCON berlatih bhakti yoga di rumah mereka sendiri dan melakukan ibadah bersama di kuil.

Mereka juga memperkenalkan Kesadaran Krsna kepada masyarakat umum melalui festival, tontonan seni, seminar yoga dan distribusi literatur yang sengaja diterbitkan masyarakat untuk mewakili suara ISKCON.

Anggota ISKCON juga membuka fasilitas umum seperti rumah sakit, kampus, sekolah dan lembaga lainnya sebagai wujud nyata penerapan layanan sakral. Mereka juga sering membagikan makanan secara gratis.