Cara Kerja Kacamata Yang Lebih Praktis Dan Nyaman Digunakan

  • Rendi Sihombing
  • Sep 19, 2020
cara kerja kacamata

Kacamata memang menjadi objek fashion paling praktis untuk membuat penampilanmu terlihat modis. Dibuat untuk pertama kalinya sebagai alat bantu visual, tidak berlebihan jika menyebut penemuan ini sebagai sesuatu yang mengubah dunia.

Namun terlepas dari dampak signifikan, Tahukah Anda cara kerja kacamata? Teknologi sulap apa yang digunakan benda ini untuk memberikan pertolongan instan bagi penderita gangguan mata?

Cara Kerja Kacamata

Sebelum membahas masalah teknologi kacamata, tidak ada salahnya jika kita sedikit menengok sejarahnya. Orang percaya bahwa kacamata pertama kali digunakan oleh orang Tionghoa. Bukan sebagai alat, mereka hanya menggunakannya sebagai bagian dari fashion.

Namun pada abad ke-13 orang Eropa mulai menemukan cara teknologi kaca pembesar yang kemudian diadopsi menjadi kacamata. Hanya saja, pada tahun 1784, Benjamin Franklin menemukan kacamata bifokal untuk melihat jauh dan dekat.

Konsep teknologi kacamata adalah mengatur fokus pada area retina dengan menggunakan lensa. Dalam kondisi normal, cahaya yang jatuh pada area mata akan membengkok ke area kecil pada retina, menciptakan gambar yang jelas.

Namun, penderita miopia (rabun jauh), hyperopia (rabun dekat), dan astigmatisme mengalami kendala dalam fokus, sehingga bayangan yang sampai ke mata tidak dapat terlihat jelas.

Untuk mengatasi gangguan tersebut diperlukan alat bantu yang mampu membantu membelokkan cahaya sehingga menghasilkan bayangan yang jelas. Orang dengan rabun jauh mengalami kesulitan melihat jarak jauh karena cahaya jatuh di depan retina.

Solusi dari masalah ini adalah dengan menggunakan kaca mata lensa cekung untuk membengkokkan balok ke belakang sehingga jatuh tepat di retina.

Pada orang rabun jauh, cahaya tertinggal di belakang retina, membuat semua objek terlihat buram. Oleh karena itu, dibutuhkan lensa cembung untuk membelokkan cahayanya agar jatuh lebih jauh ke depan.

Sedangkan penderita astigmatisme mengalami kedua kelainan tersebut karena kornea berbentuk lonjong sehingga fokus cahaya tidak bisa jatuh ke retina. Solusi untuk masalah ini adalah lensa silinder.

Cara Kerja Lensa Kontak

lensa kontak mata tentunya tidak berbeda dengan kacamata. Oleh karena itu, penggunaan lensa kontak bisa menjadi alternatif pilihan untuk meningkatkan kualitas penglihatan Anda. bentuknya yang kecil, tipis, dan kompak membuat lensa kontak praktis digunakan.

Cara Kerja Lensa Kontak

Sebelum memutuskan untuk menggunakan lensa kontak, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter mata terlebih dahulu.

Fungsi lensa kontak mata adalah untuk memperbaiki masalah penglihatan seperti :

  • Rabun jauh (miopia)
  • Rabun dekat (hypermetropy)
  • Rabun dekat (presbiopia), dan astigmatisme dapat diredakan dengan penggunaan lensa kontak yang tepat.

Jenis Lensa Kontak

  • Soft Contact Lenses
  • Hard Contact Lenses.

Lensa Kontak Lembut

Sesuai dengan namanya, lensa jenis ini lembut dan fleksibel sehingga nyaman digunakan. Namun, lensa lunak lebih rapuh dan perlu lebih sering dibersihkan daripada lensa keras karena terbuat dari silikon hidrogel, sejenis plastik lunak yang menyerap banyak air.

Ada beberapa variasi jenis lensa lunak yang umumnya tersedia:

Lensa Yang Dapat Digunakan Kembali

Lensa jenis ini bisa digunakan berulang kali, dengan masa pakai 2 minggu hingga 1 tahun. Meski bisa digunakan setiap hari, lensa perlu dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan, dan juga perlu disimpan dengan baik untuk menghindari kontaminasi.

Lensa Sekali Pakai Harian

Merupakan jenis soft lens hanya sekali pakai, yang dapat membantu mengurangi risiko iritasi dan kekeringan pada lapisan mata anda.

Anda tidak perlu repot membersihkannya karena Anda tinggal membuangnya dan menggunakan lensa kontak baru keesokan harinya. Jenis ini cocok untuk Anda yang memakai lensa kontak dengan mobilitas tinggi, atau yang memiliki riwayat alergi atau iritasi pada penggunaan lensa reusable.

Lensa Kontak Keras

Di sisi lain, lensa keras lebih kaku dan keras, tetapi memberikan penglihatan yang lebih tajam.

Fungsi Lensa Kontak Mata

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, fungsi lensa kontak mata tidak berbeda dengan kacamata, yaitu untuk mengoreksi masalah penglihatan. Penggunaan fungsi lensa kontak mata tentunya menjadi alternatif yang lebih praktis dari penggunaan kacamata.

Fungsi lensa kontak mata juga bisa membuat penampilan Anda terasa lebih natural dibanding memakai kacamata. Dengan fungsi lensa kontak mata yang memiliki tingkat kepraktisan tinggi, Anda akan lebih mudah dalam melakukan aktivitas.

Berbeda dengan kacamata, dengan fungsi lensa kontak mata, Anda tidak akan terganggu saat melakukan berbagai aktivitas seperti berlari, bermain sepak bola, atau bermain bulu tangkis.

Selain itu, fungsi lensa kontak mata juga tidak mudah kabur akibat paparan kotoran saat beraktivitas dan kabut saat suhu ruangan turun. Pengguna lensa kontak juga bisa merasakan penglihatan yang lebih bebas, karena tidak terhalang oleh gagang atau bingkai kacamata.

Resiko Menggunakan Lensa Kontak

Jika Anda tidak menjaga kebersihan lensa kontak dengan baik, Anda akan lebih rentan terhadap berbagai gangguan mata. Berikut beberapa gangguan mata yang bisa dialami oleh pengguna lensa kontak:

Risiko Menggunakan Lensa Kontak

Sindrom Mata Kering

Sindrom mata kering bisa terjadi karena memakai lensa kontak terlalu lama, atau berada di ruangan yang sejuk, dan mengabaikan petunjuk pemakaian lensa kontak.

Beberapa gejala yang muncul saat Anda mengalami sindrom mata kering antara lain mata merah, mata kering, berpasir, atau nyeri yang semakin parah sepanjang hari, penglihatan kabur yang bisa membaik saat berkedip, sehingga sulit membuka mata saat bangun.

Konjungtivitis

Konjungtivitis merupakan salah satu risiko masalah mata akibat penggunaan lensa kontak yang tidak tepat. Kondisi ini ditandai dengan lapisan mata terluar yang memerah. Konjungtivitis atau “mata merah” dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau iritasi pada lensa kontak. Selain merah, mata juga menjadi berair.

Abrasi Kornea

Selain itu, terdapat risiko masalah mata lebih lanjut karena lensa kontak kotor yang dapat menyebabkan goresan atau abrasi pada kornea. Ini menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang parah. Jika tidak segera diobati, abrasi bisa menjadi ulkus kornea dan bisa menyebabkan kehilangan penglihatan yang terus-menerus.

Keratitis

Sedangkan keratitis adalah peradangan pada kornea mata. Penyebabnya antara lain cedera ringan akibat penggunaan lensa kontak dalam waktu lama, infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit karena pembersihan lensa kontak yang tidak tepat.

Gejala berupa mata merah, perih, sulit membuka kelopak mata, penglihatan kabur, kepekaan terhadap cahaya, dan perasaan seperti ada sesuatu di mata. Jika tidak segera ditangani, keratitis dapat menyebabkan masalah penglihatan permanen atau bahkan kebutaan.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *