Cara Membedakan Bercak Putih di Mata Akibat Ulkus Kornea dan Katarak

  • Rendi Sihombing
  • Des 30, 2020
Cara Membedakan Bercak Putih di Mata Akibat Ulkus Kornea dan Katarak

Ulkus kornea dan katarak sama-sama menimbulkan luka berupa bercak putih pada mata. Lantas, apa perbedaan antara kedua masalah mata ini?

Cobalah berkaca dan perhatikan kondisi bola mata Anda. Apakah Anda melihat bintik-bintik putih di mata? Orang biasanya mengaitkan bintik putih ini dengan gejala katarak. Namun bercak putih pada lingkaran hitam pada mata dan sekitarnya bisa menjadi tanda adanya tukak kornea.

Cara Membedakan Bercak Putih di Mata Akibat Ulkus Kornea dan Katarak

Perbedaan Luka Pada Kornea Akibat Ulkus Dan Katara

Ulkus kornea dan katarak dapat menunjukkan gejala yang mirip dengan bercak putih pada mata. Bercak putih di mata mungkin atau mungkin tidak terlihat. Banyaknya bercak putih yang muncul di kornea mata tergantung dari besarnya luka di kornea mata.

Namun, jika Anda lebih memperhatikan, lokasi berbeda di mana bercak putih muncul di mata dapat menentukan apa penyebabnya.

Jika bercak putih itu berbentuk kristal, lensa di belakang pupil (lingkaran hitam pada mata), ini tandanya katarak. Sedangkan bercak putih di kornea menandakan adanya maag. Kornea sendiri merupakan lapisan luar mata berupa selaput bening berbentuk kubah, yang menutupi bagian depan mata.

Keduanya tampak seolah-olah matanya tertutup lapisan putih. Namun, meski menimbulkan gejala khas yang serupa, tukak kornea dan katarak adalah dua penyakit yang berbeda. Penyebab keduanya tidak sama, dan gejala yang menyertainya mungkin berbeda.

Gejala Katarak Dan Ulkus Kornea Berbeda

Orang dengan katarak dan tukak kornea bisa mengalami penglihatan kabur. Namun, penderita katarak juga akan mengalami kesulitan melihat warna dengan jelas, kesulitan melihat pada malam hari, membutuhkan lebih banyak cahaya saat membaca, dan melihat objek dalam keadaan teduh (penglihatan ganda) pada satu mata saja.

Selain itu, gejala mata katarak lainnya termasuk mata menjadi lebih peka terhadap cahaya dan pantulan cahaya, Dan melihat lingkaran cahaya di sekitar cahaya, dan sering mengubah ukuran lensa kacamata atau lensa kontak.

Sedangkan pada penderita cedera kornea, penderita dapat mengalami nyeri hebat, air mata, kotoran atau nanah yang keluar dari mata, penglihatan kabur, mata memerah, dan perasaan ada sesuatu pada mata.

Penderita cedera kornea juga bisa merasakan nyeri saat melihat cahaya terang, mengalami pembengkakan pada kelopak mata, dan bintik putih muncul di kornea jika lukanya cukup besar.
Penyebab bisul, luka di kornea mata.

Bercak Putih Pada Mata Akibat Ulkus Kornea Bisa Disebabkan Oleh Banyak Hal

Salah satu penyebab paling umum dari cedera pada kornea mata adalah penggunaan lensa kontak. Memakai lensa kontak dalam waktu lama bisa menyebabkan kerusakan pada kornea mata.

Infeksi bakteri, virus, dan jamur juga dapat menyebabkan luka pada kornea mata. Infeksi jamur dan bakteri bisa disebabkan oleh lensa kontak yang tidak dibersihkan secara menyeluruh atau dipakai terus menerus bahkan saat tidur. Namun, infeksi jamur pada mata jarang terjadi.

Sedangkan infeksi virus, seperti virus herpes dan virus varicella, bisa menyebabkan borok pada kornea mata. Gangguan mata yang menyebabkan mata kering atau kesulitan memejamkan mata dapat meningkatkan risiko terjadinya lesi kornea.

Selain itu, bisul juga bisa langsung timbul akibat goresan dari benda-benda, seperti pasir, potongan besi, kaca, dan sebagainya pada kornea mata. Paparan bahan kimia pada kornea mata juga bisa menyebabkan cedera.

Penyebab Katarak

Penderita katarak mengalami masalah pada lensa matanya. Katarak dapat disebabkan oleh cedera, kondisi medis tertentu (seperti diabetes), operasi mata, penggunaan obat steroid dalam jangka panjang, atau karena penuaan.

Dalam kasus usia, lensa mata menjadi kurang fleksibel, transparan, dan lebih tebal seiring bertambahnya usia. Hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan jaringan pada lensa mata. Jaringan lensa mata yang rusak menyatu dan membuat bagian tertentu dari lensa mata menjadi kabur.

Kesulitan melihat hasil dari cahaya yang tidak terfokus pada retina akibat rusaknya jaringan lensa mata.

Lingkaran Putih Di Bola Mata Hitam

Lingkaran Putih Di Bola Mata Hitam

Pterigium adalah pertumbuhan yang muncul di konjungtiva. Kelainan tersebut akan tumbuh ke arah dan menyusup ke permukaan kornea. Saat kelainan tumbuh, biasanya berbentuk segitiga dengan kepala pterigium mengarah ke tengah. Sementara itu, badan dan ekor (alas segitiga) menuju ke titik pertemuan antara kelopak mata atas dan bawah (canthus). Umumnya kelainan ini akan membesar di tepi kornea dan tumbuh ke dalam, yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan.

Penyebab Pterigium

Sebelum membahas gejala yang muncul, ada baiknya untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya pterigium. Penyebab pterigium masih belum diketahui. Disebutkan bahwa paparan sinar ultraviolet yang tinggi dan kondisi mata kering dapat menyebabkan penyakit ini.

Pterigium lebih sering terjadi pada seseorang yang tinggal di daerah beriklim hangat.

Gejala Pterigium

Seseorang yang mengalami kelainan mata ini tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas. Padahal, gejala yang muncul bisa berupa hal-hal yang ringan. Berikut ini adalah gejala pterigium yang mungkin terjadi:

  • Mata menjadi merah
  • Terasa gatal, perih, dan iritasi pada mata
  • Terasa seperti ada sesuatu di mata
  • Pemandangan itu menjadi kabur
  • Jika pterigium telah menyebar hingga menyentuh kornea mata, masalah mata terkait penglihatan dapat terjadi. Oleh karena itu, jika Anda melihat atau merasakan tanda-tanda pterigium, segera periksakan ke dokter untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Diagnosis Pterigium

Pterigium dapat didiagnosis dengan sangat mudah. Dokter mata akan mendiagnosis kelainan mata melalui pemeriksaan fisik dengan menggunakan slit lamp. Lampu ini memungkinkan dokter untuk melihat mata seseorang yang diduga mengidap penyakit ini dengan bantuan pembesaran dan pencahayaan yang terang.

Jika dokter perlu melakukan tes tambahan, ini termasuk:

  • Tes Ketajaman Visual. Dalam tes ini, penderita penyakit diminta untuk membaca surat-surat yang telah diberikan oleh dokter.
  • Topografi Kornea. Teknik pemeriksaan mata ini digunakan untuk mengukur perubahan kelengkungan kornea seseorang.
  • Dokumentasi foto. Metode ini digunakan dengan mengambil gambar untuk melacak laju pertumbuhan pterigium.

Pengobatan Pterigium

Perawatan untuk pterigium tidak diperlukan, kecuali kelainan mata menyebabkan iritasi meskipun telah menggunakan air mata buatan. Hal ini dapat menyebabkan astigmatisme atau kehilangan penglihatan yang dapat menutup garis pandang orang tersebut. Meski begitu, kebanyakan orang lebih suka jika pterigiumnya dihilangkan, agar mata terlihat normal.

Selain itu, Anda harus tahu apakah pterigium yang baru dibuang dapat tumbuh kembali dengan cepat. Seseorang yang baru saja menjalani operasi akan mengalami kekeringan dan iritasi pada matanya.

Penyakit Mata Berbahaya

Penyakit mata merupakan masalah kesehatan yang cukup umum terjadi di masyarakat. Keluhan bisa berupa mata merah, gatal-gatal, perih, gangguan penglihatan, dan kebutaan. Dari sekian banyak penyakit mata, terdapat beberapa penyakit mata yang umum terjadi di Indonesia.

Perawatannya pun bermacam-macam, ada yang sembuh sendiri, ada yang membutuhkan perawatan medis (misalnya dengan obat sakit mata) dari dokter mata. Untuk mengantisipasi hal tersebut, lakukan pemeriksaan mata secara rutin agar penyakit mata cepat terdeteksi dan ditangani sedini mungkin.

Penyakit Mata Berbahaya

Penyakit Mata Umum

Berikut beberapa penyakit mata yang umum terjadi di Indonesia:

Konjungtivitis

Penyakit mata ini yang terjadi ketika jaringan lunak di sekitar mata anda menjadi meradang dan membuat mata menjadi merah, berair, perih, dan bahkan gatal. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh iritasi, alergi, atau infeksi. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, mata bisa menjadi nanah. Kondisi ini menjadi salah satu hal yang sering menyebabkan sakit mata pada anak-anak maupun orang dewasa.

Pengobatan konjungtivitis disesuaikan dengan penyebabnya. Jika konjungtivitis disebabkan oleh alergi, pengobatan adalah menjauhi pemicu alergi dan menggunakan obat antihistamin.

Jika disebabkan oleh infeksi virus, konjungtivitis dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Sedangkan untuk penderita konjungtiva akibat infeksi bakteri, diperlukan pengobatan dengan tetes mata atau salep antibiotik.

Mata Kering

Mata kering bisa saja terjadi pada siapa saja, namun keluhan ini lebih sering terjadi pada orang lanjut usia dan pada wanita. Pada penderita mata kering maka akan mengalami gejala berupa ada benda berpasir atau asing pada mata, mata merah, rasa perih atau bahkan gatal, dan silau pada mata.

Mata kering dapat diobati dengan penggunaan obat tetes air mata (air mata buatan), atau obat untuk meningkatkan produksi air mata. Selain itu, faktor penyebab mata kering juga perlu diidentifikasi dan dirawat.

Katarak

Katarak adalah penyebab kebutaan nomor satu di Indonesia. Penyakit mata ini membuat lensa mata terlihat keruh sehingga penglihatan menjadi kabur. Katarak kebanyakan menyerang orang yang berusia 60 tahun ke atas. Namun pada beberapa kasus, Bahkan Mata katarak dapat terjadi pada usia yang lebih muda, bahkan pada bayi baru lahir.

Selain penuaan yang membuat protein di lensa mata menggumpal, katarak juga bisa disebabkan oleh diabetes, cedera mata, paparan sinar UV, kebiasaan merokok, dan efek samping obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan terapi radiasi. Jika sudah mengganggu penglihatan, katarak bisa diatasi dengan operasi katarak.

Glaukoma

Di Indonesia, glaukoma diperkirakan menyerang sekitar 6 juta orang. Glaukoma terjadi ketika saraf optik mata mengalami kerusakan sehingga penderitanya mengalami gangguan penglihatan, bahkan kebutaan. Kerusakan saraf optik disebabkan oleh peningkatan tekanan di dalam bola mata akibat penumpukan cairan di mata.

Penyakit mata ini merupakan salah satu penyebab utama kebutaan pada orang yang berusia di atas 60 tahun.

Perawatan bisa dengan obat oral atau tetes mata untuk mengurangi tekanan di dalam bola mata. Langkah pengobatan lainnya bisa anda lakukan dengan operasi, baik operasi laser maupun operasi mata konvensional.

Gangguan Refraksi (penglihatan kabur)

Gangguan refraksi membuat penderita sulit melihat dengan jelas, karena fokus mata tidak jatuh ke titik yang seharusnya. Normalnya, fokus cahaya atau bayangan suatu benda yang ditangkap oleh mata akan jatuh di bagian belakang mata, yaitu di retina.

Pada orang dengan kelainan refraksi, fokus cahaya tidak jatuh tepat pada retina. Akibatnya, objek tampak buram. Selain itu, kelainan refraksi juga bisa disebabkan oleh perubahan bentuk kornea atau penuaan lensa.

Gangguan refraksi dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:

Rabun dekat. Penderita tidak dapat melihat objek yang dekat dengan jelas karena fokus cahaya berada di belakang retina.

Rabun jauh. Objek yang berada di kejauhan tampak buram karena fokus cahaya di bagian depan retina.

Presbiopia atau mata tua, yaitu mata kehilangan kemampuan untuk melihat sesuatu dengan jelas seiring bertambahnya usia.

Astigmatisme atau mata silinder. Kondisi ini terjadi karena kornea atau lensa mata tidak melengkung seperti lingkaran, melainkan lebih cembung atau cekung. Akibatnya, penglihatan jauh dan dekat akan tampak buram.

Gangguan Retina

Berikut beberapa kelainan retina yang umum:

  • Retinal detachment, yaitu robekan atau lepasnya retinal karena kelebihan cairan di sekitarnya.
  • Retinopati diabetik, yaitu kelainan retina yang terjadi pada penderita diabetes. Apalagi pada penderita diabetes yang tidak mendapat pengobatan rutin.
  • Membran epiretinal, yaitu jaringan parut di atas retina.
  • Pembukaan makula, yaitu cacat kecil di tengah retina. Kondisi ini bisa terjadi saat mata terluka.
  • Degenerasi makula, yaitu penurunan kemampuan melihat akibat penuaan. Keluhannya bisa berupa titik hitam (titik buta) di tengah penglihatan.
  • Retinitis pigmentosa, yaitu penyakit degeneratif yang menyerang retina. Penderita penyakit mata ini bisa merasakan rabun jauh di malam hari, gangguan penglihatan, atau mudah silau.

Gangguan Kornea

Kornea adalah lapisan yang terluar pada mata yang membantu mata fokus dalam menangkap sinar atau gambar pada suatu objek, serta dapat melindungi mata dari kuman, debu, dan zat yang berbahaya. Berbagai kondisi yang dapat mempengaruhi kornea adalah:

Cedera mata.
Alergi.
Keratitis, yaitu peradangan pada kornea akibat infeksi atau iritasi zat tertentu.
Ulkus kornaal, yaitu luka atau borok di kornea mata akibat infeksi, cedera, atau paparan zat iritasi pada mata. Penyakit mata ini bisa membuat mata perih, berair, silau, bahkan buta.

Distrofi kornea, yaitu kornea mata yang kehilangan kejernihannya karena ada penumpukan zat yang tertentu di permukaan atau di belakang lapisan kornea mata.

Selain berbagai penyakit di atas, masih banyak jenis penyakit mata yang bisa terjadi. Jika penglihatan Anda tiba-tiba menjadi kabur atau mata Anda terasa nyeri, bengkak, atau ada cairan, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai penyebabnya.

Untuk mengobati penyakit mata yang disebabkan infeksi atau peradangan, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter mata yang merupakan spesialis infeksi dan ahli imunologi.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *