Jenis Sakit Mata Dan Penyakit Mata Yang Berbahaya

  • Rendi Sihombing
  • Mar 09, 2021
Jenis Sakit Mata

Sakit mata juga dapat menimbulkan berbagai keluhan yang sangat mengganggu, seperti denga mata merah, gatal, nyeri, dan juga gangguan penglihatan. Beberapa jenis sakit mata yang mungkin dapat ditularkan melalui kontak fisik. Ketahui ciri-ciri penyakit ini dan cara menghindari penularannya.

Beberapa jenis sakit mata tidak menular, sehingga penderitanya bisa tetap aktif selama penglihatannya masih berfungsi dengan baik. Namun ada beberapa jenis sakit mata yang membuat penderitanya disarankan untuk menunda aktivitas di tempat kerja atau di sekolah, agar orang lain tidak tertular.

Jenis Sakit Mata Dan Penyakit Mata Yang Berbahaya

Herpes Zoster Ophthalmic

Tidak banyak yang tahu bahwa virus varicella-zoster yang menyebabkan herpes zoster atau herpes zoster, juga bisa menyebabkan sakit mata yang disebut herpes zoster ophthalmicus. Kondisi ini bisa terjadi pada orang yang pernah menderita cacar air sejak kecil. Beberapa kondisi yang bisa menjadi gejala sakit mata herpes ini antara lain:

  • Mata merah.
  • Nyeri hebat di mata atau di sekitar salah satu mata disertai bengkak.
  • Ruam kemerahan dan nyeri di kelopak mata. Kadang sampai ke ujung hidung.
  • Peka terhadap cahaya.

Herpes Simplex Keratitis

Jenis sakit mata ini disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 yang menyebabkan infeksi pada kornea. Kornea menjadi keruh dan membengkak. Virus ini sama dengan penyebab sariawan pada mulut dan bibir. Gejala yang bisa dirasakan antara lain:

  • Mata merah.
  • Nyeri di mata atau di sekitar satu mata.
  • Air mata terus mengalir.
  • Mata terasa kotor.
  • Mata terasa sakit saat melihat cahaya itu

Setelah terinfeksi, virus herpes akan menetap di serabut saraf tanpa menimbulkan gangguan. Namun, jika daya tahan tubuh sedang melemah, penyakit herpes ini bisa muncul kembali. Kemunculannya dimulai dengan transfer atau perkembangan virus ini.

Penularan virus herpes simpleks 1 bisa terjadi melalui kontak langsung dengan penderitanya, seperti ciuman dari anggota keluarga yang menderita herpes di bibir atau herpes mulut. Pada sepertiga kasus, orang yang pernah terkena penyakit akan kembali lagi, karena virus dapat aktif kembali (reactivate). Jika terjadi pada bayi baru yang baru lahir, mungkin penyakit ini dapat menyerang sistem saraf pusat di otak dan dapat membahayakan nyawa bayi.

Jika tidak segera ditangani, lama kelamaan penyakit ini bisa mengakibatkan kualitas penglihatan menurun.

Konjungtivitis Oleh Bakteri, Virus Dan Klamidia

Konjungtivitis atau disebut juga mata merah muda adalah peradangan pada konjungtiva, yaitu jaringan tipis yang melapisi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata. Alergi debu, iritasi akibat sampo, atau asap dapat menyebabkan konjungtivitis.

Konjungtivitis infeksiosa disebabkan oleh virus (seperti virus influenza atau herpes) dan bakteri (seperti klamidia dan gonore). Konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri dan virus dapat dengan mudah menular dari penderitanya ke orang lain. Pada infeksi bayi baru lahir, penyakit ini bisa menyebabkan gangguan penglihatan yang berbahaya.

Perhatikan juga dengan gejala berikut ini untuk dapat mendeteksi kemungkinan Anda atau anak Anda mengalami konjungtivitis:

  • Mata lebih berair dari biasanya.
  • Area putih pada mata berubah menjadi merah.
  • Mata terasa gatal atau perih.
  • Lebih sensitif terhadap cahaya.
  • Penglihatan kabur.

Cara yang bisa dilakukan untuk menghindari memburuknya gejala tersebut, antara lain menghindari penggunaan make up dan lensa kontak, melindungi mata dari debu dengan kacamata, dan menemui dokter mata untuk pengobatan dengan obat tetes mata, salep mata, atau obat-obatan oral. penyebab konjungtivitis.

Anda mungkin juga bisa mencoba cara untuk mengobati jenis sakit mata secara alami yang bisa anda lakukan di rumah.

Untuk mencegah atau mengurangi risiko penularan konjungtivitis, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

  • Cuci tangan Anda secara teratur dengan air hangat dan menggunakan sabun.
  • Hindari menyentuh mata yang terinfeksi.
  • Basuh mata berair sesekali menggunakan tisu lembut atau kapas. Buang kapas atau tisu segera dan cuci tangan kembali dengan air hangat dan sabun.
  • Hindari memakai lensa kontak dan riasan wajah, apalagi berbagi alat rias dengan orang lain.
  • Hindari untuk berbagi obat tetes mata dan berbagi benda lain, seperti handuk atau bahkan kacamata.
  • Dianjurkan untuk istirahat dulu di rumah selama penyakitnya belum juga sembuh.

Konjungtivitis atau mata merah muda umumnya membaik dalam 3-7 hari. Penyakit ini bisa menular ke orang lain selama keluhan masih dirasakan. Jika Anda mengalami gejala mata terutama sakit mata atau gangguan penglihatan, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter mata agar penyebabnya bisa diketahui dan diberikan penanganan yang tepat.

Penyakit Mata Berbahaya

Mata adalah jendela dunia. Karena wajar jika mata seperti halnya bagian tubuh lainnya dirawat dan dijaga kesehatannya sehingga terhindar dari berbagai penyakit.

Penyakit Mata Berbahaya

Selain kelainan mata seperti minus, plus, atau astigmatisme, ada beberapa penyakit mata yang berbahaya karena dapat menyebabkan kebutaan. Berikut beberapa penyakit mata ini:

Retinoblastoma

Mungkin bagi Anda, penyakit ini terdengar cukup asing. Namun penyakit ini merupakan penyakit mata yang berbahaya karena disebabkan oleh tumor ganas yang tidak hanya dapat menyerang mata tetapi juga menyebar ke area tubuh lainnya.

Ciri-ciri awal penyakit ini termasuk bercak putih atau kuning keruh yang muncul di pupil. Tidak hanya menyebabkan kebutaan, penyakit ini juga bisa menyebabkan kematian.

Glaukoma

Penyakit ini disebabkan oleh meningkatnya tekanan di area mata. Glaukoma terbagi menjadi dua, yaitu glaukoma kronis yang berlangsung lambat, dan glaukoma akut yang terjadi secara tiba-tiba.

Glaukoma akut memiliki beberapa gejala seperti nyeri pada mata dan penglihatan kabur. Jika penakit glaukoma tidak segera ditangani, maka penyakit glaukoma ini bisa menyebabkan kebutaan pada penderitanya.

Katarak

Katarak merupakan penyakit nomor satu penyebab kebutaan dari dulu hingga saat ini. Gejala awal dari penyakit ini adalah penglihatan penderitanya tampak berkabut karena penyakit ini disebabkan oleh munculnya buram pada lensa mata.

Penyakit ini tidak hanya menyerang lansia, tetapi juga anak-anak dan jika tidak segera ditangani, biasanya melalui pembedahan akan menyebabkan penderitanya menjadi buta.

Mata Kering

Biasanya masalah ini disebabkan oleh paparan AC dan penggunaan komputer secara teratur memperburuk keadaan.

Lihat juga : Mata Seperti Melihat Kilatan Cahaya Dan Penyebabnya

Penyakit Mata Langka

Retinitis pigmentosa (RP) yang merupakan kumpulan penyakit yang ada pada retina mata yang dapat menyebabkan pada penderitanya mengalami rabun senja dan gangguan penglihatan yang berkembang secara bertahap, hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kebutaan.

Retina adalah lapisan tipis di bagian belakang mata yang menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal untuk dikirim ke otak, sehingga kita bisa melihat.

Penyakit Mata Langka

Di dalam retina terdapat dua jenis sel fotoreseptor yang berfungsi menangkap cahaya, yaitu sel batang dan kerucut (cones). Sel induk terletak di tepi retina, dan fungsinya untuk membantu melihat dalam kondisi gelap.

Pada retinitis pigmentosa, akan terjadi kematian secara bertahap pada sel fotoreseptor terutama sel punca yang disebabkan oleh kelainan genetik.

Jenis Retinitis Pigmentosa

Retinitis pigmentosa adalah kondisi langka dan diperkirakan hanya menyerang 1 dari 3.000-8.000 orang di seluruh dunia. Meskipun jarang, retinitis pigmentosa adalah penyebab utama kelainan retina yang diturunkan secara genetik.

Berdasarkan kelainan genetik yang diwariskan, retinitis pigmentosa dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Resesif autosomal

Perkawinan sedarah merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko retinitis pigmentosa bawaan resesif autosom.

  • Dominan autosomal

Sedangkan pada autosom dominan hanya dibutuhkan 1 gen yang membawa retinitis pigmentosa untuk menularkan penyakit ini pada seseorang. Penderita retinitis pigmentosa jenis ini memiliki kemungkinan 50% untuk menularkan penyakit yang sama kepada anak-anaknya (carrier), baik laki-laki maupun perempuan.

  • Ditautkan ke X

Wanita memiliki sepasang kromosom XX, dan pria memiliki sepasang kromosom XY. Dalam kasus ini, gen penyakit ini diturunkan bersama dengan kromosom seksual X dari ayah atau ibu.

Berapa banyak penglihatan yang hilang, usia di mana keluhan mulai muncul, dan seberapa cepat keluhan memburuk tergantung pada jenis retinitis pigmentosa yang Anda alami.

Dari tiga ciri bawaan retinitis pigmentosa di atas, keterkaitan-X merupakan kasus yang paling serius. Penderita retinitis pigmentosa jenis ini biasanya akan kehilangan penglihatan di tengah-tengah bidang penglihatan di usia 30-an.

Sedangkan retinitis pigmentosa yang diturunkan secara autosom dominan merupakan jenis penyakit yang perjalanannya paling ringan.

Gejala Retinitis Pigmentosa

Gejala retinitis pigmentosa bisa bermacam-macam. Namun karena kebanyakan jenis retinitis pigmentosa mempengaruhi sel punca yang berfungsi untuk melihat dalam gelap, gejala yang umumnya muncul adalah:

  • Rabun senja (nyctalopia)

Gejala ini paling sering terjadi pada awal perjalanan penyakit dan dapat menyebabkan penderita sering menabrak atau tersandung dengan benda dalam kondisi gelap dan tidak dapat mengemudi pada malam hari atau pada saat berkabut.

  • Mempersempit bidang pandang (tunnel vision)

Penyempitan bidang pandang atau gangguan penglihatan di tepi bidang pandang (tunnel vision). Penderita biasanya mengeluh sering terbentur furnitur atau gagang pintu, atau kesulitan melihat bola saat bermain tenis atau basket.

  • Fotopsia dan fotofobia

Pada fotopsia, penderita melihat kilatan, kilau, atau kilatan cahaya. Sedangkan pada fotofobia, penderita mudah merasa silau saat melihat cahaya.

Sebagian besar keluhan akibat retinitis pigmentosa muncul pada usia 10-40 tahun. Gejala ini dapat memburuk secara bertahap selama beberapa tahun, dapat memburuk dengan cepat dalam waktu singkat.

Terkadang penderita retinitis pigmentosa juga dapat mengalami masalah mata lainnya, seperti dengan mata katarak, pembengkakan retina (edema makula), miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), glaukoma sudut terbuka, atau keratoconus.

Diagnosis Dan Pengobatan Retinitis Pigmentosa

Kondisi ini membutuhkan pemeriksaan oleh dokter mata. Dokter mata akan melakukan pemeriksaan dasar mata yang meliputi pemeriksaan ketajaman penglihatan, pemeriksaan buta warna, reaksi pupil, pemeriksaan bagian depan mata, pemeriksaan lapang pandang, tekanan mata, dan pemeriksaan retina dengan funduskopi.

Diagnosis Dan Pengobatan Retinitis Pigmentosa

Untuk memastikan diagnosisnya, dokter mata akan melakukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut:

  • Electroretinography (ERG), untuk menguji respon sel fotoreseptor terhadap cahaya
  • Optical coherence tomography (OCT), untuk memeriksa kondisi retina
  • Tes genetik, untuk anda dapat mengetahui ada tidaknya kelainan pada gen

Tidak ada pengobatan yang tepat yang dapat menyembuhkan retinitis pigmentosa atau dapat mengembalikan penglihatan yang hilang akibat kondisi ini. Perubahan pola makan dan suplementasi dengan vitamin A palmitate, DHA, lutein, dan zeaxanthin dapat memperlambat perkembangan penyakit ini.

Akan tetapi, hasil penelitian yang ada masih membingungkan dan belum bisa menyimpulkan apakah suplemen di atas benar-benar bermanfaat atau tidak dalam pengobatan retinitis pigmentosa.

Jika terdapat kondisi seperti katarak atau radang retina (edema makula), dokter mata dapat memberikan pengobatan untuk masing-masing kondisi tersebut, untuk membantu meningkatkan penglihatan.

Penderita retinitis pigmentosa disarankan untuk memakai kacamata hitam saat berada di luar rumah pada siang hari, agar mata terhindar dari paparan sinar matahari. Ini karena paparan cahaya yang berlebihan bisa mempercepat hilangnya penglihatan.

Padahal, ada cara yang bisa untuk anda lakukan untuk dapat mengembalikan penglihatan pada penderita retinitis pigmentosa, yakni dengan menanamkan alat yang bisa mengubah cahaya menjadi sinyal yang bisa dikirim ke otak. Namun alat ini belum tersedia di Indonesia.

Jika Anda mengalami gejala retinitis pigmentosa, seperti rabun senja, penurunan penglihatan secara bertahap, penyempitan bidang penglihatan, atau sering melihat kilatan cahaya, sebaiknya periksakan ke dokter spesialis mata. Jika memang benar Anda mengidap retinitis pigmentosa, periksakan juga anak atau saudara Anda ke dokter mata untuk menyaring penyakit ini.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *