Penyebab Umum Kesemutan Yang Perlu Diwaspadai

Hampir setiap orang pernah mengalami sensasi kesemutan, seperti mati rasa atau baal, dan sensasi seperti ditusuk – tusuk secara tiba – tiba pada tangan atau kaki. Sensasi ini biasa disebut dengan sensasi kesemutan (paresthesia) karena rasanya seperti ratusan semut berkerumun di bawah kulit. Memang Penyebab umum kesemutan tidak menimbulkan rasa sakit, namun tentu membuat Anda tidak nyaman, terutama saat anggota badan digerakkan. Lantas, mengapa tangan, kaki, dan bagian tubuh lainnya bisa kesemutan?

Apa Itu Kesemutan?

Kesemutan atau yang sering disebut dengan mati rasa atau baal adalah hilangnya sensasi pada bagian tubuh tertentu (mati rasa) disertai dengan sensasi abnormal lainnya, seperti kesemutan atau terbakar. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan istilah parestesia Yang dapat menggangu aktifitas keluarga.

Parestesia umumnya terjadi secara spontan atau tiba – tiba dan sering terjadi pada tangan, lengan, jari, kaki, dan tungkai. Namun, mati rasa atau baal juga bisa terjadi di wajah atau bagian tubuh lainnya, termasuk selangkangan hingga penis (bagi pria).

Mati rasa merupakan hal yang wajar terjadi pada siapa saja dan bersifat sementara. Namun, dalam beberapa kasus, kesemutan di tangan, kaki, wajah, atau bagian tubuh lainnya bisa terjadi terus menerus karena kerusakan saraf atau gangguan pada sistem saraf pusat.

Apa Penyebab Kesemutan?

Penyebab umum kesemutan adalah saraf terjepit karena tekanan pada bagian tubuh tertentu, seperti tangan atau kaki, atau berada dalam posisi yang sama dalam waktu lama. Misalnya, duduk bersila terlalu lama atau tidur dengan tangan di bawah kepala.

Sebagai informasi, tubuh manusia memiliki miliaran sel saraf yang berfungsi sebagai jalur komunikasi dari otak dan sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh. Ketika tangan atau kaki menerima tekanan dalam waktu lama, saraf yang berjalan di dalamnya akan tertekan atau terjepit.

Saraf terjepit akan menyebabkan otak Anda kekurangan informasi tentang sensasi taktil yang diharapkan datang dari kumpulan saraf ini. Lebih dari itu, tekanan juga akan menekan arteri dalam mengalirkan darah ke saraf.

Akibatnya, saraf tidak dapat menerima suplai darah dan oksigen yang cukup untuk bekerja. Hal ini kemudian menyebabkan sinyal yang datang dari saraf sensorik menjadi terhambat atau terhambat. Akibatnya, akan terjadi mati rasa pada bagian tubuh yang stres.

Ini adalah penyebab umum mati rasa pada siapa saja dan biasanya berlangsung dalam waktu singkat. Sensasi ini biasanya akan hilang saat tekanan berkurang atau saat Anda mengubah posisi tubuh.

Namun, kesemutan juga bisa terjadi karena faktor lain, termasuk sebagai tanda atau gejala suatu penyakit. Ini adalah penyebab yang jarang, sering menyebabkan mati rasa berkepanjangan. Dalam kondisi ini, Anda perlu mendapatkan perawatan dari dokter untuk mengatasinya. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab mati rasa atau baal:

1. Kekurangan Nutrisi

Vitamin B1, B6, dan vitamin B12, serta asam folat adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan fungsi saraf. Jika kebutuhan vitamin tersebut tidak terpenuhi, saraf bisa rusak dan menyebabkan mati rasa. Selain itu, kadar kalsium, kalium, dan natrium yang tidak normal dalam tubuh juga bisa menjadi penyebab seringnya kesemutan di berbagai bagian tubuh, antara lain tangan, kaki, ujung jari, telapak tangan, telapak kaki, bahkan hingga ke kepala dan tangan.

2. Obat – obatan tertentu

Obat – obatan tertentu, seperti obat untuk HIV, beberapa antibiotik, dan obat kemoterapi untuk pengobatan kanker, dapat menyebabkan kerusakan saraf dan menyebabkan mati rasa di tangan. Mati rasa ini bisa bersifat sementara, tetapi bisa juga permanen. Oleh karena itu, selalu konsultasikan dengan dokter Anda mengenai efek samping dari obat yang Anda konsumsi.

3. Alkohol Dan Neuropati Perifer

Minum alkohol terlalu banyak dapat merusak jaringan saraf dalam tubuh. Seiring waktu, ini dapat menyebabkan neuropati perifer, yang menyebabkan mati rasa permanen di satu bagian tubuh, seperti tangan, kaki, dan jari. Pada kondisi ini, mati rasa bersifat konstan dan biasanya disertai dengan gejala lain, seperti nyeri.

4. Carpal Tunnel Syndrome

Carpal tunnel syndrome adalah penyakit yang disebabkan oleh masalah dengan saraf median, yang bertanggung jawab untuk mengatur gerakan tangan. Akibatnya timbul rasa baal yang umumnya disertai rasa nyeri dan lemas pada lengan dan tangan. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh gerakan tangan yang berulang, patah pada pergelangan tangan, hingga radang sendi.

5. Sklerosis Ganda

Kesemutan di wajah, tubuh, atau lengan dan kaki juga bisa menjadi gejala multiple sclerosis. Dalam kondisi ini, mati rasa bisa ringan atau cukup parah hingga mengganggu aktivitas Anda, seperti tidak bisa berjalan atau menulis. Bahkan, pada kasus yang parah, mati rasa bisa disertai rasa sakit dan tidak bisa merasakan sensasi apa pun, termasuk sentuhan atau suhu (panas dan dingin).

5. Kejang

Kejang disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal di otak. salah satu jenis kejang, yaitu kejang parsial atau fokal, dikaitkan dengan sensasi abnormal seperti mati rasa atau mati rasa di tubuh, termasuk mulut, bibir, lidah, dan gusi. Selain kejang, mati rasa di mulut dan lidah juga bisa terjadi karena hal lain, seperti tidak sengaja digigit atau reaksi alergi.

6. Stroke

Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu karena bekuan darah atau pecahnya pembuluh darah. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti kesemutan di lengan atau kaki, seringkali di satu sisi tubuh dan kepala, termasuk wajah.

7. Hiperventilasi

Hiperventilasi atau pernapasan berlebihan (rapid breathing) dapat menyebabkan mati rasa pada jari dan sekitar mulut dengan menurunkan kadar karbon dioksida dalam aliran darah. Kondisi ini biasanya disertai dengan perasaan cemas atau panik.

Penyebab Kesemutan Lainnya

Di sisi lain, berbagai kondisi dan keluhan lain juga sering dikaitkan sebagai penyebab kesemutan yang Anda alami. Misalnya, gigitan serangga atau binatang, racun dalam makanan laut, penggunaan obat – obatan terlarang (narkoba), atau terapi radiasi. Adapun beberapa kondisi medis lain yang sering menyebabkan mati rasa, yaitu:

  • Diabetes.
  • Fungsi ginjal terganggu.
  • Radang sendi atau radang sendi.
  • Tumor.
  • Kanker yang telah menyebar ke tulang belakang.
  • Cedera leher yang menyebabkan mati rasa di sepanjang lengan atau tangan atau cedera punggung yang menyebabkan mati rasa di bagian belakang kaki.
  • Tekanan pada sumsum tulang belakang, seperti cakram hernia.
  • Gangguan tiroid.
  • Penyakit autoimun, seperti sindrom Guillain-Barre, lupus, atau sindrom Raynauds.
  • Sakit kepala migrain.
  • Fibromyalgia.
  • Penyakit menular, seperti HIV/AIDS, sifilis, herpes, atau TBC.

Bagaimana Cara Mengatasi Kesemutan?

Bagaimana Cara Mengatasi Kesemutan

Dalam kondisi normal, kesemutan akan hilang dengan sendirinya ketika tekanan pada bagian tubuh tertentu berkurang atau jika Anda mengubah posisi tubuh. Misalnya, jika Anda duduk bersila terlalu lama, cobalah berdiri dan berjalan sebentar.

Kemudian, jika Anda secara tidak sadar meletakkan satu tangan di atasnya saat tidur, cobalah untuk meredakan rasa kebas dengan menggoyangkan tangan Anda. Ini akan memungkinkan suplai darah ke bagian tubuh yang terkena kembali normal, sehingga secara perlahan menghilangkan sensasi kesemutan.

Lain halnya jika penyebab mati rasa tergolong lebih serius. Secara otomatis, cara memulihkannya tidak semudah seperti di atas. Pada kondisi ini, cara mengobati kesemutan bisa berbeda – beda, tergantung dari penyebab parestesia yang Anda alami.

Anda juga dapat menerima suplemen vitamin jika mati rasa Anda disebabkan oleh kekurangan nutrisi. Kekurangan vitamin neurotropik menyebabkan risiko neuropati atau kerusakan sistem saraf perifer. Salah satu gejalanya bisa berupa kesemutan. Kekurangan vitamin neurotrofik dapat diatasi dengan mengonsumsi makanan yang lebih sehat.

Selain itu, Anda juga bisa mendapatkannya dengan mengonsumsi asupan vitamin NeuroHero. Namun sebelum mengonsumsinya, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui dosis yang tepat. Sedangkan jika sensasi ini terjadi karena penggunaan obat – obatan tertentu, dokter dapat mengubah atau mengurangi dosis obat yang Anda konsumsi sehingga mati rasa yang Anda rasakan berkurang.

Sementara itu, prosedur pembedahan juga dimungkinkan jika penyebab mati rasa Anda terkait dengan tumor atau masalah tertentu di tulang belakang Anda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda tentang kondisi medis apa pun yang mungkin Anda alami yang dapat menyebabkan parestesia Anda.

Selain cara – cara di atas, jangan lupa untuk selalu menerapkan pola hidup sehat untuk membantu mengatasi kondisi tersebut, seperti menjaga berat badan yang optimal, berolahraga secara teratur, menerapkan pola makan seimbang serta menghindari alkohol dan rokok. Konsultasikan dengan dokter Anda tentang penerapan gaya hidup sehat yang tepat untuk kondisi Anda.

Apa Saja Tanda – Tanda Kesemutan Yang Perlu Diwaspadai?

Kesemutan atau parestesia umumnya bersifat sementara. Namun, dalam banyak kasus, parestesia bisa menjadi kondisi medis yang parah, berulang, atau kronis. Kesemutan kronis biasanya akan diikuti dengan gejala lain yang dapat mengganggu aktivitas Anda sehari – hari.

Pada kondisi ini, mati rasa bisa menjadi tanda kerusakan saraf dari berbagai kondisi medis yang mendasarinya. Misalnya, kejang, cedera traumatis atau berulang, infeksi virus atau bakteri, penyakit sistemik (diabetes, penyakit ginjal, gangguan tiroid, hingga kanker), gangguan sistem saraf seperti neuropati perifer, atau penyakit autoimun.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali apakah mati rasa yang Anda rasakan merupakan kondisi normal atau sebagai tanda suatu penyakit. Untuk mempermudah, berikut beberapa tanda atau gejala kesemutan yang perlu Anda waspadai:

  • Mati rasa atau mati rasa tanpa alasan yang jelas (tekanan berkepanjangan pada tangan atau kaki).
  • Mengalami nyeri di leher, lengan, atau jari.
  • Lebih sering buang air kecil.
  • Mati rasa semakin parah dan menyulitkan untuk melakukan aktivitas, seperti berjalan atau menulis.
  • Memiliki ruam.
  • Mengalami pusing, kejang otot, atau gejala tidak biasa lainnya.

Selain itu, Anda juga harus segera mencari bantuan medis atau pergi ke rumah sakit jika Anda memiliki gejala lain yang disertai dengan parestesia, seperti merasa lemah atau tidak dapat bergerak, mati rasa setelah cedera kepala, leher atau punggung, tidak dapat mengontrol gerakan lengan atau kaki, hilangnya kontrol kandung kemih atau usus, kebingungan atau kehilangan kesadaran, bicara cadel, atau gangguan visual.

Tim medis dan dokter akan segera mengetahui penyebab kondisi Anda dengan memeriksa riwayat kesehatan Anda, melakukan pemeriksaan fisik, serta berbagai tes diagnostik, seperti tes darah, CT scan, MRI, ultrasound, rontgen, atau elektromiografi. (EMG). Berdasarkan hasil tes diagnostik tersebut, dokter akan memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda tentang pemeriksaan dan pengobatan.