4 Penyakit Mata Pada Lansia Dan Cara Mencegah Kerusakan Mata

  • Rendi Sihombing
  • Jan 09, 2021
4 Penyakit Mata pada Lansia

Penyakit mata pada lansia yang merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama bagi lansia. Penyakit mata yang paling umum terjadi pada orang tua adalah katarak dan glaukoma. Penyakit mata merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama pada lansia.

Diperkirakan satu dari tiga lansia berusia 65 tahun menderita suatu kondisi yang menyebabkan berkurangnya kemampuan melihat.

4 Penyakit Mata pada Lansia

Penyakit mata yang paling sering terjadi di usia tua yaitu glaukoma, katarak, degenerasi makula terkait usia (AMD), dan retinopati diabetik. Namun, bertambahnya usia belum tentu identik dengan penyakit mata.

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mata dan mencegah kerusakan di masa tua. Berikut penjelasan 4 penyakit mata yang sering terjadi pada lansia dan cara pencegahannya.

Penyakit Mata pada Lansia

Bertambahnya usia membuat tubuh tidak bisa berfungsi seperti dulu. Tak hanya penyakit kronis dan sistemik seperti diabetes atau jantung, penyakit mata juga bisa menjadi ancaman kesehatan yang serius bagi lansia.

Berikut beberapa penyakit mata yang sering terjadi pada lansia.

1. Glaukoma

Kondisi glaukoma umumnya dikaitkan dengan peningkatan tekanan pada mata. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan kebutaan permanen.

Kebanyakan penderita glaukoma tidak mengalami gejala atau rasa sakit akibat tekanan berlebih pada mata saat timbulnya penyakit. Namun untuk mendeteksinya, Maka dokter akan melakukan pemeriksaan saraf mata serta memeriksa tekanan dan pemeriksaan visual.

2. Katarak

Munculnya katarak yang ditandai dengan terbentuknya lapisan buram yang dapat menutupi lensa mata. Lapisan ini dapat mengganggu proses memasukkan cahaya ke dalam mata, sehingga penderita sulit untuk melihat.

Katarak terbentuk perlahan tanpa rasa sakit, kemerahan, atau menyebabkan timbulnya air mata. Kondisi ini hanya bisa diperbaiki dengan pembedahan.

3. Degenerasi Makula Terkait Usia (AMD)

AMD adalah penyebab paling umum dari gangguan penglihatan pada orang tua berusia 65 tahun ke atas. AMD dicirikan sebagai penyakit yang diakibatkan oleh degenerasi makula, suatu area di retina mata yang berfungsi sebagai pusat penglihatan.

Usia merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit ini. Selain itu riwayat keluarga, penyakit jantung, dan kebiasaan merokok juga menjadi faktor risiko terjadinya AMD.

4. Retinopati Diabetik

Kondisi ini merupakan salah satu bentuk komplikasi diabetes. Retinopati diabetik terjadi ketika pembuluh darah kecil berhenti memasok retina.

Pada tahap awal penyakit, kondisi ini bisa menyebabkan kebocoran cairan yang menyebabkan penglihatan kabur, atau tidak ada gejala sama sekali. Seiring perkembangan penyakit, penglihatan menjadi lebih terganggu seiring waktu.

Tips Mencegah Penyakit Mata pada Lansia

Tips Mencegah Penyakit Mata pada Lansia

Untuk menjaga kesehatan mata meski sudah beranjak tua, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan.

1. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara Teratur

Penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi jika tidak ditangani akan menyebabkan kerusakan mata. Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk memeriksakan kondisi kesehatannya secara rutin, agar mendapat penanganan yang cepat dan efektif.

2. Waspadai Gejala Gangguan Mata

Jika Anda melihat ada perubahan dalam penglihatan Anda, segera hubungi dokter Anda. Beberapa gejala yang diperlukan dan kesulitan melihat dalam gelap.

3. Lindungi Mata dari Sinar UV

Saat beraktivitas di siang hari, Anda disarankan untuk memakai kacamata hitam untuk melindungi mata dari paparan sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari.

4. Jalani Gaya Hidup Sehat

Olahraga rutin dipercaya bisa menurunkan risiko seseorang terkena AMD hingga 70 persen. Selain itu, antioksidan juga dipercaya membantu menurunkan risiko katarak.

Anda bisa mendapatkan antioksidan dengan mengonsumsi buah dan sayuran hijau. Makan ikan yang kaya asam lemak omega-3 dapat mengurangi risiko terjadinya degenerasi makula.

5. Lakukan Pemeriksaan Mata Rutin

Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata rutin minimal 2 tahun sekali. Hal ini dapat membantu deteksi dini beberapa penyakit mata yang tidak menimbulkan gejala atau tanda pada tahap awal penyakit.

Meski sudah memasuki usia tua, namun memiliki mata yang sehat tetap bisa diraih. Dengan demikian semakin anda menyadari tanda dan gejala penyakit mata di atas serta melakukan tindakan pencegahannya maka kesehatan mata anda akan selalu terjaga.

Mata Tua

Sebagai organ yang penting untuk beraktifitas, mata manusia merupakan organ yang mampu menahan kerusakan dalam waktu yang lama. Struktur organ mata pada orang sehat, terutama di usia muda, mulus dan fleksibel.

 

Mata Tua

Ini karena lensa mata harus bisa menyesuaikan bentuknya untuk melihat objek dengan jelas dalam jarak dan pencahayaan tertentu. Jika kemampuan itu hilang, maka akan muncul kelainan mata yang disebut dengan presbiopia atau mata tua.

Kenali Presbiopia, Kelainan Mata Lansia Di Usia Tua

Presbiopia adalah kelainan mata yang ditandai dengan penurunan kemampuan lensa mata untuk fokus melihat suatu objek pada jarak pandang yang dekat. Atau mata masih bisa fokus melihat sesuatu dari dekat, tapi butuh waktu lebih lama dari mata normal.

Gangguan ini bisa terjadi dengan sendirinya sebagai proses penuaan yang normal dan bisa dialami siapa saja. Istilah presbiopia sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mata tua”. Umumnya seseorang mulai merasakan kelainan ini pada usia di atas 40 tahun.

Bagaimana Mata Tua Mempengaruhi Penglihatan Seseorang?

Lensa mata manusia terletak di bagian dalam mata tepatnya di belakang iris (bagian mata yang berwarna). Lensa mata berperan dalam mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata yaitu retina yang merupakan bagian mata yang paling dalam.

Untuk menjalankan fungsinya, lensa mata bersifat fleksibel. Artinya lensa akan berubah bentuk saat mengatur cahaya. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, lensa mata juga bisa menjadi lebih kaku dan lebih sulit untuk berubah bentuk.

Alhasil, mata butuh waktu lebih lama untuk menangkap fokus objek di depannya. Ini karena cahaya tidak mengenai retina mata dengan baik, terutama saat melihat objek dalam jarak dekat.

Gejala Presbiopia

Gejala presbiopia umumnya muncul pada usia 40 tahun yang ditandai dengan penurunan kemampuan membaca dan melihat dari jarak dekat secara bertahap. Gejala umum yang bisa dialami oleh presbiopia adalah:

  • Mata mudah lelah saat membaca.
  • Sakit kepala saat mencoba fokus pada objek dalam jarak dekat.
  • Mudah lelah melakukan pekerjaan yang membutuhkan penglihatan yang dekat.
  • Kesulitan membaca dalam huruf kecil.
  • Membutuhkan visibilitas lebih jauh saat membaca.
  • Membutuhkan cahaya yang lebih terang untuk tampilan close-up.
  • Harus menyipitkan mata untuk melihat dari dekat.

Apa Perbedaan Antara Mata Tua Dan Rabun Dekat (Mata Plus)?

Meskipun presbiopia memiliki gejala yang sama dengan rabun dekat, seperti gangguan penglihatan atau penglihatan kabur pada jarak dekat, keduanya adalah dua kondisi yang berbeda.

Rabun jauh terjadi ketika bentuk mata lebih pendek dari ukuran normal mata atau kornea mata terlalu datar. Cacat tersebut menyebabkan cahaya tidak jatuh ke retina dengan baik, seperti presbiopia.

Faktor Risiko Presbiopia

Usia adalah faktor risiko paling berpengaruh untuk presbiopia. Namun, gejala presbiopia yang dialami seseorang berbeda-beda. Beberapa orang memiliki kondisi presbiopia yang lebih serius di atas usia 40 tahun.

Selain itu, presbiopia bisa terjadi lebih cepat atau sebelum usia 40 tahun. Ini terkait dengan kondisi kesehatan tertentu. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan presbiopia muncul lebih awal pada seseorang meliputi:

  • Menderita anemia.
  • Menderita penyakit jantung.
  • Menderita diabetes.
  • Rabun dekat.
  • Gangguan pada sistem saraf (otak dan sumsum tulang belakang) seperti multiple sclerosis.
  • Mengalami miastenia gravis atau gangguan saraf dan otot.
  • Mengalami penyakit mata, cedera, atau trauma pada mata.
  • Aliran darah ke jantung terganggu.

Beberapa zat dan obat-obatan berikut dapat memengaruhi fokus mata pada objek dekat, sehingga meningkatkan risiko penuaan. Diantaranya adalah:

  • Alkohol
  • Obat penenang
  • Antidepresan
  • Antihistamin (alergi atau obat flu)
  • Antipsikotik
  • Antispasmodik
  • Obat diuretik

Selain faktor risiko di atas, mata juga lebih sering terjadi pada wanita, orang yang pernah menjalani operasi mata, dan orang yang memiliki pola makan tidak sehat.

Bagaimana Jika Saya Atau Orang Tua Saya Memiliki Kondisi Mata Yang Sama?

Lensa mata yang mengalami gangguan ini tidak dapat kembali normal. Jadi, mata tua tidak bisa disembuhkan. Namun, ada beberapa opsi untuk meningkatkan dan mempertajam penglihatan. Simak tipsnya di bawah ini.

Menggunakan kacamata baca. Ini terutama terjadi jika Anda belum pernah mengalami gangguan penglihatan sebelumnya. Kacamata baca bisa didapatkan di toko obat dan kacamata dengan berbagai ukuran lensa, sesuai kebutuhan masing-masing pasien.

Menggunakan Lensa Khusus.

Keratoplasti konduktif (CK). Operasi mata ini dilakukan dengan menggunakan energi frekuensi radio untuk mengubah lengkungan kornea. Meskipun penglihatan dapat segera membaik, hasilnya mungkin hilang lagi seiring waktu pada beberapa orang.

Keratomileusis in-situ dengan bantuan laser (LASIK). Operasi mata dengan bantuan laser yang bertujuan untuk membuat penyesuaian visual dan visibilitas mata.

Penggantian lensa mata. Ini dilakukan dengan mengganti lensa natural dengan implan lensa mata sintetis intraokular.

Obat Tetes Mata Untuk Lansia

Tetes umumnya digunakan untuk mengatasi iritasi mata seperti gatal, kemerahan, dan berair. Namun, ternyata sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa obat tetes mata kini juga bisa digunakan untuk menurunkan kolesterol sekaligus mencegah kebutaan.

Obat Tetes Mata Untuk Lansia

Para peneliti menemukan hubungan antara kadar kolesterol tinggi dalam sel sistem kekebalan dan degenerasi makula terkait usia (AMD) atau degenerasi makula yang terkait dengan usia tua.

Dalam percobaan pada tikus, para peneliti mampu mengontrol penyebab utama AMD dengan obat tetes mata yang mengandung agen penurun kolesterol. AMD merupakan pemicu kebutaan pada orang lanjut usia.

Kondisi ini terjadi bila pembuluh darah tumbuh terlalu cepat sehingga menimbulkan perdarahan dan luka pada mata. AMD menyebabkan kerusakan pada bagian tengah mata yang bertanggung jawab untuk penglihatan rinci.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan, makrofag berperan dalam mencegah AMD. Makrofag meningkatkan pertumbuhan abnormal pembuluh darah yang menyebabkan AMD. Namun, peneliti belum bisa menjelaskan dengan pasti.

Studi baru menunjukkan kadar kolesterol tinggi yang mengikat makrofag dapat menurunkan kemampuan makrofag untuk melakukan tugasnya. Itulah yang menyebabkan tingginya kolesterol pada mata hingga memicu kebutaan.

Tikus yang menua diberi dua obat yang dirancang untuk menghilangkan kolesterol dari sel. Setelah itu, pertumbuhan pembuluh darah di mata tikus menurun. Para peneliti yakin temuan yang dipublikasikan di jurnal Cell Metabolism memiliki implikasi besar untuk penanganan AMD.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *