Mata Minus Melahirkan Normal Tidak Menjadi Larangan Secara Medis

  • Rendi Sihombing
  • Jan 16, 2021
Mata Minus Melahirkan Normal

Salah satu kekhawatiran ibu hamil yang berkacamata adalah apakah mata minus bisa melahirkan normal. Bahkan di beberapa negara Eropa, ibu hamil dengan minus tinggi sangat disarankan untuk melahirkan melalui operasi caesar.

Namun, metode persalinan yang sebenarnya tidak ditentukan oleh seberapa minus seorang wanita. Siapa pun dapat menjalani persalinan normal atau sesar terlepas dari kondisi mata mereka. Ada banyak faktor yang menentukan.

Belum pernah ada bukti medis yang menyatakan bahwa ibu hamil dengan mata minus tidak dapat melahirkan secara normal. Mengejan memang meningkatkan tekanan, termasuk pada otot mata, tetapi tidak serta merta merusak retina mata.

Mata Minus Melahirkan Normal

Minus Tinggi, Apa Yang Terjadi?

Seseorang yang memiliki minus yang tinggi biasa disebut rabun jauh. Ini terjadi karena kornea terlalu melengkung. Akibatnya, cahaya yang seharusnya jatuh secara alami ke retina dialihkan ke depan.

Orang yang mengalami ketinggian minus tidak bisa melihat jarak jauh dengan jelas. Bila minusnya sangat tinggi, ada kemungkinan perifer retinal akan menipis.

Ketika pinggiran retina menipis, hal fatal yang dapat terjadi adalah retina robek sehingga cairan di tengah bola mata akan masuk ke celah antara lapisan belakang retina dan retina itu sendiri.

Namun, jangan terlalu cepat takut dengan apa yang disebutkan di atas. Sekali lagi, penipisan retina perifer tidak ada hubungannya dengan kehamilan.

Mendorong Dan Menekan

Memang benar bahwa selama persalinan, seorang wanita harus mendorong sekuat tenaga sesuai dengan teknik yang benar. Otot-otot di perut, dada, dan terutama mata juga mengalami tekanan.

Soal melahirkan melalui operasi caesar tidak hanya ditentukan oleh minus mata. Ada banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan, seperti usia, kondisi kehamilan, tekanan darah, dan banyak lagi.

Jadi, meskipun dokter kandungan biasanya meminta wanita hamil yang berkacamata untuk memeriksakan matanya pada trimester pertama kehamilan, ini belum tentu menjadi indikator utama bagaimana metode persalinannya.

Menurut statistik, sekelompok wanita dengan minus 4,5-15 tidak mengalami masalah apapun setelah melahirkan secara normal. Artinya, melahirkan mata minus yang normal bukanlah hal yang mustahil.

Tanyakan kepada ginekolog Anda apakah Anda perlu ke dokter mata untuk mengetahui kondisi Anda. Selama kehamilan, terjadi perubahan pada mata

Selama 9 bulan tersebut, banyak terjadi perubahan pada tubuh mereka, baik secara fisik maupun hormonal.

Selain membahas kemungkinan melahirkan mata minus yang normal, ternyata mata juga mengalami beberapa perubahan selama kehamilan. Salah satu yang paling umum adalah perubahan hormonal yang menyebabkan hormon atau rabun jauh. Selain itu, ada beberapa perubahan lain pada mata calon ibu, seperti:

Kornea

Karena perubahan hormonal, kornea, yang merupakan selaput transparan di mata, dapat berubah ketebalan. Bila ini terjadi, wanita yang dulunya tidak bermasalah memakai lensa kontak tidak akan lagi mentolerir lensa kontak.

Tak hanya itu, produksi kelenjar air mata juga menurun akibat dan mengakibatkan mata kering (xerophthalmia). Hal ini membuat pemakaian lensa kontak berisiko menyebabkan infeksi.
Kabar baiknya, ini akan mereda dengan sendirinya setelah melahirkan dan masa menyusui.

Perubahan Mata Minus

Jangan heran jika saat hamil minus mata kecil yang sebelumnya bisa bertambah. Faktor penyebabnya adalah perubahan hormonal. Inilah mengapa banyak ibu hamil merasa perlu mengganti kacamata.

Namun, ini tidak permanen. Artinya, ibu hamil sebaiknya menahan diri untuk tidak mengganti kacamata.

Ketakutan Dipotret

Hal lain yang berubah karena hormon yang berfluktuasi selama kehamilan adalah seseorang bisa merasa sangat sensitif terhadap cahaya. Selain itu, ibu hamil bisa lebih mudah merasakan sakit kepala.

Apakah Bisa Minus Tinggi  Melahirkan Normal?

Lantas, masih bisakah Anda melakukannya saat hamil mata minus saat melahirkan? Jawabannya ya, asalkan sudah mengecek kondisi retina sebelumnya. Jika kondisi retina tidak lemah, maka Anda dianggap mampu melahirkan secara normal.

Pasalnya, anggapan ibu hamil yang memiliki mata minus tinggi melahirkan secara normal merupakan larangan yang belum pernah tertulis secara medis.

Cek Setelah Melahirkan

Meski melahirkan mata normal minus tinggi tetap dimungkinkan, namun sang ibu tetap harus menjalani pemeriksaan mata setelah melahirkan.

Ada banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan mata, seperti retinopati diabetik, hipertensi, glaukoma, dan masalah kesehatan lainnya.

Tidak kalah penting untuk dapat memastikan pemeriksa tekanan darah dan kadar hemoglobin pada ibu hamil sebelum melahirkan. Faktor ini juga yang menentukan apakah seorang ibu dapat melahirkan dengan cara normal atau dengan operasi caesar.

Cara Mengejan Saat Melahirkan Untuk Mata Minus

Mendorong saat melahirkan tidak bisa dilakukan sembarangan. Salah, mendorong yang tidak dilakukan secara baik dan benar saat melahirkan justru bisa membahayakan sang ibu.

Cara Mengejan Saat Melahirkan Untuk Mata Minus

Jadi, apa pentingnya mendorong dan bagaimana melakukannya dengan benar?

Kapan Saya Harus Mendorong Saat Melahirkan?

Berbagai persiapan persalinan dan perlengkapan persalinan perlu disediakan dengan baik sebelum hari H tiba.

Persiapan ini berlaku jika seorang ibu hamil berencana melahirkan di rumah sakit atau melahirkan di rumah, baik itu melahirkan satu bayi atau melahirkan anak kembar.

Tanda-tanda persalinan berupa kelahiran baru akan terjadi secara tuntas saat proses persalinan normal sudah memasuki tahap kedua alias siap dorong.

Cairan ketuban yang pecah juga merupakan pertanda bahwa Anda akan segera melahirkan. Saat mengejan, biasanya ibu juga akan merasakan kontraksi.

Kontraksi persalinan ternyata dapat terjadi setiap 5 menit selama 45-90 detik dan dapat membantu ibu saat mengejan, menurut laman Sutter Health.

Menekan dengan benar pada saat kontraksi bisa membuat proses melahirkan ibu lebih efektif.

Kontraksi yang muncul biasanya berkurang sesaat sebelum ibu mulai merasakan dengan baik dan benar saat melahirkan.

Saat kontraksi berkurang, sebaiknya tarik napas dalam-dalam dan tahan sebentar.

Apa Posisi Yang Baik Saat Mendorong?

Ada banyak posisi yang dapat Anda praktikkan selama persalinan, tetapi carilah posisi yang Anda rasa nyaman.

Berikut beberapa posisi mendorong atau mendorong yang bisa Anda coba:

  • Selalu letakkan dagu di dada dan tarik punggung ke depan untuk membantu otot perut dan rahim sambil mendorong bayi keluar.
  • Saat mendorong, hindari berteriak karena ini akan menguras energi Anda.
  • Letakkan tangan Anda di belakang paha sambil menarik kaki Anda lebar-lebar.
  • Untuk mempercepat proses persalinan, tempatkan diri Anda pada posisi duduk agar gravitasi membantu proses kelahiran bayi.
  • Jika bayi lahir dengan cepat, posisikan diri Anda berbaring miring atau lurus.
  • Jangan lupa, Anda harus meletakkan dagu di dada dan menarik kaki ke arah dada saat mendorong.
  • Posisi ini bisa membuat otot-otot tubuh ibu bekerja lebih maksimal.

Cara Yang Benar Untuk Mengejan Saat Melahirkan

Saat disuruh mendorong oleh dokter, inilah saat yang tepat bagi ibu untuk mendorong bayinya agar bisa melewati vagina.

Terapkan cara mendorong yang baik, benar, dan tenang saat persalinan seolah-olah Anda sedang mencoba untuk buang air besar.

Setelah tegang, sebaiknya istirahat sebentar, tarik napas dalam-dalam lagi dan buang napas perlahan.

Hal ini dikarenakan ibu membutuhkan lebih banyak tenaga untuk mendorong dengan baik kembali saat melahirkan. Mengejan saat melahirkan sebenarnya adalah naluri alami.

Anda dapat merasakan sendiri kapan harus melakukannya dan seberapa besar upaya yang diperlukan untuk mendorong untuk membantu bayi keluar.

Itu sebabnya, saat Anda mengejan cobalah fokus, rasakan, dan ikuti keinginan tubuh sendiri.

Selama proses persalinan, dokter akan memandu Anda kapan harus berdenyut dan kapan harus berhenti.

Maka sebaiknya ikuti dengan seksama petunjuk dari dokter untuk melakukan cara mengejan yang benar agar proses melahirkan lebih mudah dilakukan.

Mengutip dari Peaceful Parents, berikut cara yang tepat untuk mendorong saat melahirkan:

  • Tubuh dalam posisi berbaring dengan kaki ditekuk dan terbuka lebar.
  • Tarik napas untuk mengisi udara di paru-paru Anda.
    Angkat punggung Anda sedikit, sehingga posisi kepala sedikit terbangun. Lalu tempelkan dagu ke dada.
  • Relakskan seluruh dasar panggul sehingga membuat perineum (area antara vagina dan anus) tampak menonjol.
  • Tarik napas dalam-dalam lalu embuskan sambil mendorong tubuh untuk mulai mengejan.
  • Cobalah untuk mendorong 3-4 kali setiap kontraksi.
  • Kurangi upaya Anda untuk mendorong saat kontraksi berakhir untuk menjaga bayi tetap di jalan lahir dan mencegahnya bergerak kembali.

Kapan Harus Berhenti Mendorong?

Kontraksi kuat di rahim yang terjadi selama kala dua persalinan mungkin membuat Anda ingin terus mengejan. Namun, sebaiknya tetap tenang dan gunakan teknik pernapasan yang tepat selama persalinan.

Selanjutnya, tunggu sampai dokter memberi tahu Anda bahwa ini saat yang tepat untuk mengejan. Terkadang Anda harus berhenti mengejan meski merasakan kontraksi kuat di rahim. Hal ini terjadi karena serviks tidak sepenuhnya melebar atau perineum (bagian dari vagina ke anus) perlu meregang secara bertahap agar pas dengan kepala bayi.

Dalam kondisi ini, Anda biasanya diminta untuk berhenti mengejan untuk beberapa saat. Yang bertujuan agar persalinan bayi berjalan lebih lancar. Pastikan Anda tetap tenang untuk tidak memaksakan diri.

Selama Anda melakukan chanting saat melahirkan, cobalah untuk menarik dan menghembuskan napas secara perlahan seperti meniup lilin. Jangan lupa bahwa Anda harus tetap fokus dan jangan panik. Bagi banyak ibu, mendorong saat melahirkan membutuhkan lebih banyak pernapasan daripada mendorong.

Berapa Lama Saya Harus Mengejan Saat Melahirkan?

Lamanya waktu pelaksanaan tahapan ini bervariasi tergantung dari posisi janin di dalam kandungan, ukuran bayi, seberapa kuat kontraksi, dan kemampuan ibu untuk mengejan.

Posisi kepala bayi yang menghadap ke tulang kemaluan (posisi posterior) mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama saat anda melahirkan. Posisi bayi yang paling ideal saat persalinan adalah kepala bayi yang menghadap ke belakang tubuh ibu (posisi anterior).

Bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan, upaya mengejan bisa memakan waktu satu hingga dua jam. Jika ini pertama kalinya Anda melahirkan secara normal, otot-otot panggul mungkin masih kencang dan proses pelebaran otot-otot ini bisa memakan waktu lebih lama.

Cara Mengejan Yang Salah Saat Melahirkan

Cara Mengejan Yang Salah Saat Melahirkan

Demi kelancaran proses persalinan, ada baiknya ibu menghindari cara-cara berikut saat mengejan saat melahirkan:

1. Saring Sebelum Diperintahkan Oleh Dokter

Terkadang, ibu mungkin tidak merasakan kontraksi yang kuat. Hal ini mungkin membuat sang ibu ingin terus mengejan meski serviks belum terbuka penuh.

Di sisi lain, jika Anda menerima suntikan epidural, Anda akan merasakan mati rasa di seluruh pinggang Anda ke bawah. Hal ini membuat sang ibu mungkin tidak merasa kesakitan sehingga tidak memiliki keinginan untuk minum saat melahirkan.

Namun, cara mengejan secara terus menerus sebelum diperintahkan oleh dokter hanya akan membuang banyak tenaga saat melahirkan. Selain itu, mengejan tanpa disuruh dokter juga menyebabkan Anda merasa lelah sebelum benar-benar harus mengejan nanti saat melahirkan.

2. Cara Mendorong Terlalu Keras Saat Melahirkan

Mendorong terlalu keras dapat merobek area perineum vagina, bahkan dalam ukuran yang lebih besar. Kondisi ini tentunya membutuhkan banyak jahitan nantinya. Selain itu, cara memaksakan diri saat melahirkan bisa menghabiskan seluruh energi Anda sekaligus.

Akibatnya, Mungkin Anda akan kelelahan sebelum waktunya sehingga Anda tidak lagi cukup kuat untuk mendorong nya kembali. Yang terbaik adalah mendorong dengan tenang selama persalinan normal.

Fokus pada tubuh Anda untuk memberi tanda seberapa keras Anda harus mendorong. Bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan melalui vagina, tahap mendorong bisa memakan waktu satu hingga dua jam.

Setelah mendorong Anda harus istirahat sejenak, tarik napas dalam-dalam lagi, dan buang napas perlahan. Ini karena Anda membutuhkan lebih banyak energi untuk melakukan dorongan yang benar saat melahirkan berikutnya.

3. Panik Saat Mengejan

Mendorong adalah naluri alami untuk ibu (masa depan) sehingga tubuh Anda tahu kapan harus memulai. Kepanikan dan ketakutan bisa membuat Anda tidak fokus. Padahal, konsentrasi tinggi saat melahirkan sangat diperlukan.

Selain itu, jangan memaksakan diri dengan hanya berfokus pada tubuh bagian atas dan menekankan ekspresi wajah. Mengencangkan otot wajah dan tubuh bagian atas membuat wajah dan mata menjadi merah akibat pecahnya pembuluh darah dan otot leher kaku.

Kondisi ini termasuk tanda bahwa Anda mendorong dengan mendorong ke atas, bukan ke bawah selama persalinan. Pertahankan pengendalian diri dan hindari panik. Usahakan untuk bersabar, tarik napas dalam-dalam, dan embuskan perlahan untuk menerapkan cara mengejan yang tepat dan tepat saat melahirkan.

Kemampuan Anda untuk rileks sama pentingnya dengan kemampuan Anda untuk mendorong. Fokuskan energi Anda pada penggunaan otot perut untuk mendorong ke bawah dan ke luar.

4. Nafas Tidak Teratur

Nafas tidak teratur, terlalu lama, bahkan nafas pendek bisa membuat lelah. Mengambil napas yang benar dan tenang selama persalinan sebenarnya dapat membantu mengurangi rasa sakit.

Coba praktikkan cara menarik napas dalam (tidak terlalu panjang tapi tidak terlalu pendek), lalu tahan di paru-paru Anda. Letakkan dagu di dada, tarik kaki ke arah dada saat Anda mendorong, dan buang melalui hidung.

5. Cara Mendorong Dalam Posisi Yang Salah Saat Melahirkan

Lebih mudah melakukan cara yang tepat dan benar saat melahirkan dengan posisi yang benar. Hal terpenting adalah jangan mengangkat pantat Anda saat mendorong.

Ini karena mendorong seperti ini saat melahirkan hanya akan membuat robekan perineum Anda lebih lebar.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *