Apa Itu Retinopati Dan Cara Penanganan Retinopati

  • Rendi Sihombing
  • Nov 27, 2021
Apa Itu Retinopati

Retinopati adalah kerusakan pada mata, terutama pada retina, yang mengganggu penglihatan dan dapat menyebabkan kebutaan. Kondisi ini umumnya terjadi karena kelainan pembuluh darah atau aliran darah yang tidak normal.

Retinopati dapat dibagi menjadi empat jenis berdasarkan penyebabnya. Gejala dan pengobatan untuk setiap jenis berbeda, meskipun ada beberapa kesamaan.

Retinopati Adalah Gangguan Serius

Retinopati yang dapat membuat penderitanya mengalami gangguan yang serius, bahkan dapat menurunkan kualitas hidup. Pada stadium lanjut, kehidupan pasien dapat berubah total karena aktivitas sehari – hari akan terganggu.

Sebab, retina merupakan bagian vital mata yang berfungsi untuk membentuk penglihatan. Ketika retina rusak, fungsinya tidak lagi berfungsi dan penglihatan menjadi tidak sempurna.

Jenis Retinopati

Jenis Retinopati

Ada berbagai penyebab dan kemunculannya bisa bertahap, tapi bisa juga tiba – tiba.

Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik adalah kelainan retina yang terjadi akibat diabetes melitus. Penderita diabetes yang tidak mengontrol konsumsi gula dan menjalani pengobatan secara teratur berisiko lebih besar terkena retinopati jenis ini.

Retinopati Prematuritas

Retinopati prematuritas adalah suatu kondisi di mana retina mengalami kerusakan akibat pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal pada bayi yang lahir prematur. Pemicunya adalah perkembangan organ tubuh yang tidak sempurna saat bayi lahir.

Penyakit ini bisa dideteksi sejak dini saat bayi lahir prematur atau pada masa kehamilan kurang dari 30 minggu. Jika penyakit ini terlambat diketahui, maka bayi berisiko mengalami kebutaan permanen.

Retinopati Hipertensi

Penyakit retina yang disebabkan oleh hipertensi atau tekanan darah tinggi. Ketika menderita penyakit ini terus menerus, risiko terkena retinopati meningkat.

Pembuluh darah yang ada di sekitar retina akan menebal dan juga dapat membuat aliran darah ke retina tidak lancar. Seiring waktu, retina dapat terlepas dari posisinya, menyebabkan kebutaan permanen.

Retinopati Serosa Sentral

Retinopati serosa sentral adalah suatu kondisi yang di mana penglihatan akan menjadi kabur karena cairan yang merembes dari bagian belakang pada retina. Penyebab pasti dari jenis ini tidak diketahui.

Diduga kuat bahwa pemicunya adalah genetik atau bawaan. Bila gangguannya parah, penglihatan bisa hilang karena terlepasnya bagian tengah retina atau makula.

Gejala Retinopati

Gejala Retinopati

Gejala retinopati bervariasi tergantung jenisnya. Beberapa sama. Ada juga yang terlihat sejak awal dan ada juga yang baru terlihat saat gangguan sudah mencapai stadium atas.

Retinopati Diabetik

Gejala retinopati diabetik yang jika tidak diperiksa biasanya baru terlihat ketika sudah memasuki stadium akhir.

  • Penglihatan kabur
  • Tiba – tiba kehilangan penglihatan pada satu mata atau kedua mata sekaligus
  • Bintik hitam pada visual
  • Kilatan cahaya
  • Kesulitan membaca atau melihat objek detail

Retinopati Prematuritas

Tidak ada gejala fisik pada retinopati prematuritas. Hanya dokter mata atau dokter mata berpengalaman yang dapat mendeteksi penyakit ini.

Dokter mata akan menggunakan alat pendeteksi yang berupa kamera khusus untuk dapat mengamati retina pada bayi yang lahir prematur. Bayi disarankan untuk menjalani pemeriksaan ini jika lahir sebelum usia kehamilan 30 minggu atau beratnya kurang dari 1.500 gram.

Retinopati Hipertensi

Sering kali retinopati hipertensi menyerang tanpa gejala Namun, beberapa pasien mengaku kesulitan melihat karena buram. Gejala lainnya adalah sakit mata dan sakit kepala.

Retinopati Serosa Sentral

Retinopati jenis ini tidak selalu menunjukkan gejala. Gejala yang paling umum adalah pandangan kabur secara tiba – tiba. Seringkali hanya satu mata yang terpengaruh. Gejala lain termasuk:

  • Bentuk benda yang terlihat terdistorsi
  • Ada titik hitam di tengah penglihatan
  • Ketajaman penglihatan menurun

Penaganan Retinopati

Penaganan Retinopati

Retinopati tidak selalu diobati langsung pada mata. Tindakan dokter mata terhadap pasien terlebih dahulu akan didasarkan pada pemeriksaan yang mendalam. Sebab, beberapa jenis penyakit ini bisa disembuhkan dengan mengobati penyakit yang menjadi penyebabnya.

Retinopati Diabetik

Pengobatan untuk retinopati diabetik difokuskan pada pengobatan diabetes pada tahap awal. Diantaranya dengan mengontrol gula darah dan tekanan darah melalui diet.

Pada stadium lanjut, pilihan pengobatan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Terapi laser atau fotokoagulasi
  • Injeksi VEGF inhibitor ke dalam mata
  • Vitrektomi atau pengangkatan seluruh/sebagian vitreous
  • Suntikan kortikosteroid ke dalam mata

Retinopati Prematuritas

Penatalaksanaan utama pada bayi yang positif retinopati prematuritas adalah pemeriksaan intensif dan rutin secara bertahap. Pertama, bayi diperiksa pada usia 8 minggu.

Jika retinopati aktif terdeteksi, pemeriksaan harus dilakukan setiap 1-2 minggu sampai usia 14 minggu. Setelah itu, pengecekan dilakukan setiap 1-2 bulan sekali. Perawatan laser mungkin diperlukan jika retinopati prematuritas menjadi lebih aktif.

Retinopati Hipertensi

Upaya menurunkan tekanan darah dan menjaganya pada tingkat yang aman (12/80 mmHg) bisa menjadi pengobatan utama. Upaya yang dapat memperbaiki kondisi retina.

Jika tekanan darah jauh di atas normal hingga lebih dari 140/90 mmHg), dianjurkan agar pasien mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Apalagi jika disertai pembengkakan saraf optik.

Retinopati Serosa Sentral

Jenis retinopati ini hilang dengan sendirinya. Jika diperlukan, dokter dapat menyarankan terapi kortikosteroid pada saat yang sama untuk dapat mencegah retinopati serosa sentral datang kembali.

Dokter mata akan mengamati secara intensif dalam tiga sampai 6 bulan. Perawatan laser mungkin diperlukan jika kondisinya tidak membaik dengan cepat.

Semua jenis retinopati dapat ditangani oleh spesialis retina yang berpengalaman. Namun kunci utamanya terletak pada pasien itu sendiri.

Beberapa jenis dari penyakit ini tidak memiliki gejala. Namun, jika Anda merasa penglihatan Anda terganggu dan terjadi terus – menerus, sebaiknya segera hubungi dokter spesialis mata.

Konsultasi dengan dokter spesialis mata diperlukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang kelainan yang diderita. Perawatan dini dapat mencegah gangguan menjadi lebih buruk dan memicu komplikasi fatal seperti kebutaan.

Apakah Retinopati Bisa Sembuh?

Apakah Retinopati Bisa Sembuh

Kerusakan mata yang dikenal dengan istilah retinopati diabetik sering dialami oleh penderita diabetes melitus. Apalagi jika kontrol gula darah tidak teratur dalam jangka panjang. Diabetes dapat merusak pembuluh darah di mata dari waktu ke waktu.

Retinopati diabetik disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di jaringan retina. Penglihatan pasien akan menjadi kabur dan tidak jelas. Pada stadium lanjut dan tidak segera diobati, kebutaan bisa mengancam.

Jadi bisakah retinopati diabetik disembuhkan? Dokter spesialis mata yang mengatakan, tergantung beratnya kondisi. Apakah masih dalam tahap ringan atau berat.

Jika retinopati diabetik ringan dan langsung terdeteksi, maka gula darah terkoreksi dengan baik. Jadi, tidak ada komplikasi pembengkakan saraf optik atau pendarahan. Biasanya setelah itu penglihatan tidak akan banyak berubah.

Tapi untuk retinopati diabetik berat, ada banyak pilihan terapi, salah satunya laser atau bisa juga dengan menyuntikkan obat khusus ke mata atau operasi. Dengan berkembangnya teknologi terapi ini, kemungkinan bisa lebih parah bisa dikurangi. gangguan penglihatan.

Baca juga : Gejala Kanker Mata Dan Jenis – Jenis Kanker Pada Mata

Tingkat Keparahan Kondisi Mata Kiri – Kanan Bisa Berbeda

Ketika penderita diabetes mellitus mengalami retinopati diabetik, tingkat keparahan mata kiri – kanan bisa berbeda. Artinya, kerusakan mata atau pembuluh mata antara mata kiri dan mata kanan belum tentu kondisinya sama.

Tentu saja kondisi ini bisa berbeda. Antara mata kiri dan kanan bisa berbeda tingkat keparahannya. Ya, meski terkadang ditemukan sama.

Jadi, bisa jadi bisa berbeda. Tapi jarang kita menemukan satu mata dengan retinopati diabetik di sisi lain, lalu (mata) yang lain normal. Yang pasti biasanya keduanya sama – sama mengidap retinopati dan itu sangat tergantung pada kondisi vaskular pembuluh darah mata kiri – kanan.

Meski retinopati diabetik bisa diobati, pencegahan agar tidak mengalami kondisi ini penting dilakukan. Dalam hal ini, pasien diabetes harus menjaga gula darah dan kondisi kesehatannya. Jangan lupa untuk memeriksakan kesehatan mata Anda.

Apa Itu Retinopati Hipertensi?

Apa Itu Retinopati Hipertensi

Retinopati hipertensi adalah kerusakan pada retina dan juga pembuluh darah di sekitar retina yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau juga hipertensi.

Retinopati hipertensi yang merupakan kerusakan pada retina dan pembuluh darah di sekitar retina yang dapat disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau juga hipertensi. Hipertensi dapat membuat pembuluh darah di retina menebal.

Penebalan tersebut memicu penyempitan pembuluh darah yang kemudian mencegah darah mengalir ke retina. Akhirnya, fungsi retina terganggu dan menyebabkan gangguan penglihatan.

Sebagian besar gejala retinopati hipertensi tidak terlihat sehingga perlu perhatian ekstra, terutama bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi terus – menerus. Perawatan yang terbaik untuk mengobati retinopati hipertensi adalah kontrol tekanan darah yang dikombinasikan dengan obat – obatan.

Penyebab Retinopati Hipertensi

Tekanan darah tinggi adalah penyebab paling umum dari retinopati hipertensi. Penyakit ini, juga dikenal sebagai hipertensi, adalah masalah kronis yang terjadi ketika tekanan darah di arteri terlalu tinggi.

Seseorang didiagnosis hipertensi jika peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Pengukuran dilakukan dua kali dengan selang waktu lima menit dalam kondisi istirahat yang cukup.

Pembuluh darah yang menyempit yang di akibatkan tekanan darah tinggi dinyatakan sebagai penyebab retinopati hipertensi. Kurangnya asupan darah akibat pembuluh yang menyempit membuat retina tidak bekerja dengan baik.

Secara bertahap, retina mulai kehilangan kemampuannya untuk dapat membentuk penglihatan dan akhirnya dapat menyebabkan kebutaan. Selain hipertensi, kolesterol tinggi berkontribusi terhadap munculnya retinopati ini karena penyumbatan pembuluh darah.

Tekanan darah tinggi dan kolesterol antara lain disebabkan oleh:

  • kelebihan berat badan (obesitas)
  • Kurang aktivitas fisik
  • Konsumsi terlalu banyak garam
  • Gaya hidup yang penuh tekanan

Gejala Retinopati Hipertensi

Gejala retinopati hipertensif seringkali tidak terasa karena tidak spesifik sebagai tanda adanya gangguan. Gejalanya meliputi pusing, sakit mata, dan penglihatan kabur.

Pemeriksaan khusus diperlukan untuk menentukan gejala yang tepat dari retinopati hipertensi. Dokter retina akan melakukan pemeriksaan fisik dan funduskopi.

Tanda – tanda retinopati hipertensi pada pemeriksaan meliputi arteri yang menyempit dan berliku – liku, perdarahan retina, eksudasi, cotton wool spot, edema makula, dan papiledema (pembengkakan saraf optik).

Pengobatan Retinopati Hipertensi

Tindakan untuk dapat mendeteksi retinopati hipertensi yang diperlukan segera untuk dapat mencegah gangguan semakin parah dan tidak dapat untuk diobati. Orang yang secara konsisten memiliki tekanan darah tinggi paling berisiko.

Pengobatan retinopati hipertensi akan difokuskan pada upaya untuk dapat menurunkan dan juga mengontrol tekanan darah hingga di bawah 140/90 mmHg. Metode pengobatan termasuk perubahan gaya hidup dan terapi obat.

Perubahan Gaya Hidup

Perubahan Gaya Hidup

Gaya hidup yang tidak sehat dan sering merasa stres menjadi pemicu utama terjadinya hipertensi. Sehingga diperlukan perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah.

Ini termasuk berolahraga secara teratur setidaknya seminggu sekali, mengurangi konsumsi natrium dan garam, banyak mengonsumsi buah dan sayuran, menjauhi rokok dan alkohol, cukup istirahat, dan mengelola stres dengan baik.

Olahraga sederhana seperti jogging selama dua jam sangat dianjurkan. Stres dapat dikelola dengan berlatih meditasi atau secara teratur mendengarkan musik yang menenangkan.

Terapi Obat

Tekanan darah dapat diturunkan dengan bantuan obat – obatan. Dokter sering meresepkan obat diuretik yang berfungsi untuk membuang kelebihan kandungan garam dalam tubuh melalui urin.

Obat lain adalah beta – blocker. Misalnya atenolol, esmolol, betaxolol, biosprolol, dan metoprolol.

Ada juga penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE). Obat ini bekerja untuk menurunkan tekanan darah dengan cara merelaksasi pembuluh darah, sehingga mencegah penyempitan.

Retinopati hipertensi menyebabkan komplikasi pada retina yang dapat menurunkan kualitas hidup. Dalam jangka waktu tertentu, kebutaan dapat terjadi, terutama akibat arteriosklerosis.

Arteriosklerosis adalah kondisi penyempitan dan pengerasan pembuluh darah. Bila kondisi ini terjadi pada pembuluh darah di sekitar retina, mata tidak akan bisa lagi melihat dan tidak ada pengobatan.

Konsultasi dengan dokter adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah retinopati hipertensi. Selain mendapatkan pemeriksaan, pasien bisa mendapatkan saran medis dari seorang profesional sebagai tindakan pencegahan.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *