- 0.1 1. Lingkungan
- 0.2 2. Aktivitas Fisik Berlebihan
- 0.3 3. Stres
- 0.4 4. Pengaruh Narkoba
- 0.5 5. Makanan Atau Minuman Yang Mengandung Sulfit
- 0.6 6. Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)
- 0.7 7. Emosi Yang Berlebihan
- 0.8 Mendeteksi Asma
- 0.9 Apa Yang Perlu Anda Lakukan Untuk Mengobati Asma?
- 0.10 Efek Samping Ringan Dari Inhaler, Yaitu:
- 0.11 Efek Samping Inhaler Dengan Hormon Steroid Meliputi:
- 0.12 Mencegah Asma Lebih Baik Dari Pada Mengobati
Apakah anda sering mengalami sesak nafas? Apakah itu gejala asma? Bagaimana langkah pencegahan asma yang tepat? Mari cari tahu lebih banyak informasi tentang apa saja faktor yang dapat menyebabkan seseorang terkena asma, gejala, pengobatan dan cara mencegah asma. Asma adalah gangguan berupa peradangan kronis pada saluran napas yang menyebabkan penyempitan saluran napas (hiperaktivitas bronkus) yang mengakibatkan gejala episodik berulang seperti mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk terutama pada malam hari atau dini hari.
Hingga saat ini belum diketahui apa saja faktor yang dapat menyebabkan seseorang terkena asma. Namun, diperkirakan ada beberapa hal yang dapat menjadi pemicu munculnya gejala penyakit ini. Yuk, cari tahu berikut ini:
1. Lingkungan
Lingkungan sekitar juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya asma. Karena di lingkungan terdapat polutan yang dapat menyebabkan saluran pernapasan Anda terganggu akibat penyempitan dan sesak napas. Beberapa hal dari lingkungan yang dapat menyebabkan asma adalah alergi terhadap debu, serbuk sari, tungau, bulu hewan, polusi udara, kondisi ruangan yang lembab dan berjamur, asap bahan kimia, dan asap rokok.
2. Aktivitas Fisik Berlebihan
Aktivitas fisik, seperti olahraga berlebihan juga bisa menjadi penyebab asma. Walaupun olahraga sangat dianjurkan untuk dilakukan, dan baik untuk kesehatan, namun jika dilakukan secara berlebihan tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan yaitu memicu kambuhnya penyakit asma.
3. Stres
Stres tidak hanya berdampak pada psikologis, tetapi juga akan mempengaruhi kesehatan Anda, salah satunya bisa menjadi faktor penyebab asma.
4. Pengaruh Narkoba
Faktor penyebab asma lainnya adalah pengaruh obat – obatan tertentu yang dapat menyebabkan asma, seperti beta – blocker yang biasa diberikan pada penderita hipertensi atau gangguan jantung, obat pereda nyeri antiinflamasi nonsteroid, seperti aspirin, naproxen, dan ibuprofen. .
5. Makanan Atau Minuman Yang Mengandung Sulfit
Makanan atau minuman yang mengandung sulfit atau pengawet seperti selai, makanan olahan, makanan siap saji, makanan olahan, udang, jus buah kemasan, anggur dan minuman beralkohol.
6. Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)
Penyakit GERD atau penyakit yang disebabkan asam lambung naik kembali ke kerongkongan sehingga dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan bagian atas.
7. Emosi Yang Berlebihan
Faktor lain yang dapat menyebabkan asma adalah emosi yang berlebihan seperti marah berlebihan, tertawa terbahak – bahak, sedih yang berkepanjangan. Tidak hanya mempengaruhi kejiwaan seseorang, tetapi juga bisa menjadi penyebab asma.
Mendeteksi Asma
Tidak cukup hanya mengetahui apa saja faktor yang dapat menyebabkan seseorang terkena asma, namun untuk lebih memastikan apakah Anda mengidap asma atau tidak, tidak ada salahnya untuk mendiskusikannya dengan dokter agar dapat dideteksi. Secara umum, dokter akan menanyakan gejala yang Anda rasakan, seperti apakah Anda sering mengalami sesak napas, mengi, nyeri dada, sulit berbicara, dan bibir atau kuku membiru.
Jika Anda merasakan gejala tersebut, maka dokter akan menanyakan kapan gejala di atas muncul. Dokter juga akan menanyakan kembali, apakah Anda memiliki riwayat keluarga asma atau alergi. Jika berdasarkan informasi yang diberikan Anda mengindikasikan menderita asma, langkah selanjutnya adalah pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
Untuk pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah spirometri. Tes ini akan meminta Anda untuk menarik napas dalam – dalam lalu menghembuskannya dengan cepat ke dalam alat yang disebut spirometer. Tes ini dapat mengukur kinerja paru – paru dengan merujuk pada volume udara dan jumlah total udara yang Anda hembuskan.
Tes lain untuk mendeteksi adanya asma adalah tes laju aliran ekspirasi puncak. Tes ini menggunakan alat yaitu Peak Flow Meter (PFM) untuk mengukur kecepatan udara dari paru – paru Anda dalam satu tarikan napas yang dapat dihembuskan.
Baca juga : Manfaat Air Ketumbar Untuk Kesehatan Tubuh Kita
Apa Yang Perlu Anda Lakukan Untuk Mengobati Asma?
Dalam pengobatan asma ada dua hal yang perlu dilakukan, yaitu meredakan gejala dan mencegah gejala berulang. Oleh karena itu, penting untuk berobat ke dokter, agar dapat diberikan obat untuk mengatasi penyakit asma.
Selain minum obat, penderita asma juga harus untuk menghindari hal – hal yang dapat memicu serangan asma. Biasanya, dokter akan merekomendasikan inhaler sebagai pengobatan saat gejala asma muncul. Namun, penggunaan inhaler juga berpotensi menimbulkan efek samping bagi penggunanya.
Efek Samping Ringan Dari Inhaler, Yaitu:
- Pusing disertai sakit kepala.
- Mengalami insomnia atau sulit tidur.
- Nyeri pada otot.
- Hidung tersumbat hingga berair.
- Kering di mulut dan tenggorokan.
- Batuk walaupun bukan karena sakit.
- Sakit tenggorokan hingga suara serak.
Ada juga efek samping serius yang harus diwaspadai. Sebaiknya segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping berikut ini:
- Ada rasa sakit di dada, jantung berdetak tidak teratur.
- Tremor di tangan.
- Muncul gejala kecemasan.
- Tekanan darah menjadi tinggi.
- Penurunan kadar potasium dalam darah, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan rasa haus yang ekstrim, kelemahan dan kelemahan otot.
- Sulit bernafas
Efek Samping Inhaler Dengan Hormon Steroid Meliputi:
- Sakit mulut.
- Infeksi jamur di mulut.
- Tulang melemah saat dewasa.
- Muncul glaukoma atau cairan pada mata, tekanan darah tinggi pada mata dapat muncul pada penggunaan jangka panjang.
Jika serangan asma terjadi dengan gejala yang semakin parah, padahal sudah ditangani dengan inhaler atau obat – obatan, diperlukan penanganan medis di rumah sakit. Pasalnya, asma juga bisa membahayakan nyawa penderitanya.
Mencegah Asma Lebih Baik Dari Pada Mengobati
Asma merupakan salah satu jenis penyakit yang dapat dikendalikan dengan mengatur pola hidup sehat. Selain itu, Anda harus memperhatikan hal – hal berikut untuk memaksimalkan pencegahan asma:
- Kenali & hindari pencetus asma.
- Ikuti rencana perawatan asma yang direkomendasikan dokter.
- Lakukan langkah pengobatan yang tepat dengan mengidentifikasi penyebab serangan asma.
- Gunakan obat asma yang dianjurkan oleh dokter.
- Pantau kondisi jalan napas.
- Perlu diperhatikan, penggunaan inhaler dapat meningkatkan reaksi asma. Oleh karena itu, wajib untuk mendiskusikannya dengan dokter, agar rencana pengobatan asma disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Vaksinasi flu dan pneumonia juga sangat dianjurkan untuk dilakukan, agar asma tidak semakin parah.
Jika ada keluhan untuk mengenai kesehatan Anda, segera periksakan diri Anda ke dokter. Jangan lupa untuk selalu untuk memeriksakan kondisi kesehatan kita secara rutin untuk dapat membantu menemukan masalah pada tubuh sebelum terlihat gejalanya.