Bronkitis Merupakan Penyakit Yang Menyerang Paru

  • Rendi Sihombing
  • Mar 04, 2023
Bronkitis Merupakan Penyakit Yang Menyerang

Bronkitis adalah peradangan atau iritasi yang terjadi pada saluran bronkus, yaitu pipa yang berfungsi sebagai saluran udara dari tenggorokan ke paru – paru. Masalah kesehatan ini bisa muncul dalam hitungan hari, minggu, atau bahkan bulan. bronkitis merupakan penyakit yang menyerang pada saluran bronkial, saluran udara yang membawa udara ke paru – paru.

Penyakit ini menyebabkan batuk disertai mukus atau lendir. Selain itu, penyakit bronkitis juga dapat menyebabkan sesak napas, demam dan rasa tertekan pada dada.

Bronkitis umumnya diawali dengan batuk, kadang diikuti lendir atau dahak akibat peradangan pada dinding bronkus. Bronkitis yang tidak diobati dan semakin parah dapat meningkatkan risiko terkena pneumonia dengan gejala seperti demam, nyeri dada, dan penurunan kesadaran.

Apa Itu Penyakit Bronkitis Dan Penyebabnya?

Apa Itu Penyakit Bronkitis Dan Penyebabnya

Bronkitis muncul karena peradangan pada bronkus. Hal ini mengakibatkan saluran udara menyempit dan penuh lendir. Dahak atau lendir ini terakumulasi sebagai bentuk respon dari kekebalan tubuh ketika terkena zat infeksi dan non infeksi penyebab bronkitis.

Seiring waktu, lendir yang menumpuk di bronkus akan menutup dan menyumbat saluran pernapasan. Hal ini akan memicu sesak napas dan batuk sebagai respon tubuh untuk membantu mengeluarkan lendir. Secara garis besar, ada dua jenis bronkitis, yaitu:

1. Bronkitis Akut

Bronkitis akut biasanya akan berlangsung antara 10 dan 14 hari. Namun, penderita bronkitis akut dapat mengalami batuk hingga sekitar 3 minggu. Bronkitis jenis ini juga bisa terjadi pada siapa saja, namun lebih berisiko menyerang anak di bawah 5 tahun.

Bronkitis akut biasanya terjadi akibat adanya infeksi yang menyerang bronkus. Penyebab infeksi ini adalah virus yang sama penyebab infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), salah satunya adalah Rhinovirus. Jadi, bronkitis akut akan muncul jika ISPA tidak kunjung membaik dan malah menyebar ke bronkus.

2. Bronkitis Kronis

Sedangkan bronkitis kronis umumnya terjadi selama kurang lebih 3 bulan atau beberapa kali dalam kurun waktu 2 tahun. Bronkitis kronis sendiri termasuk dalam penyakit paru obstruktif kronik atau PPOK. Bronkitis jenis ini lebih berisiko terjadi pada orang berusia sekitar 40 tahun atau lebih.

Penyebab bronkitis kronis adalah peradangan yang terjadi pada bronkus dalam waktu lama akibat paparan asap rokok atau senyawa kimia. Hal ini dapat memicu munculnya reaksi radang yang diketahui dari adanya lendir di dinding bronkus.

Orang dengan kebiasaan merokok yang buruk akan menunjukkan reaksi inflamasi yang terus menerus. Kondisi ini menyebabkan bronkus menyempit sehingga akhirnya mengeras.

Faktor Risiko Bronkitis

Faktor Risiko Bronkitis

Ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami bronkitis, seperti:

  • Menjadi perokok aktif atau pasif.
  • Usia kurang dari 5 tahun atau 40 tahun ke atas.
  • Tidak melakukan vaksin pneumonia dan flu.
  • Terlalu sering terpapar zat berbahaya, seperti amoniak, kaporit dan debu.
  • Kekebalan tubuh lemah, seperti pada penderita kanker atau penyakit autoimun.
  • Memiliki kondisi medis lain, seperti GERD.

Gejala Bronkitis

Meskipun bronkitis merupakan penyakit yang menyerang paru – paru namun gejala yang paling umum pada penderita bronkitis adalah batuk. Batuk yang dialami bisa berupa batuk kering atau berdahak. Pada batuk berdahak, dahak yang keluar bisa berwarna putih, kuning, atau hijau.

Selain batuk, penderita bronkitis juga dapat mengalami gejala lain, seperti:

  • Badan panas dan menggigil.
  • Sesak napas.
  • Lemah.
  • Sakit tenggorokan dan pusing.
  • Ada suara saat bernapas.
  • Nyeri di dada saat batuk.

Gejala lain yang muncul selain batuk umumnya akan membaik dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, batuk bisa bertahan selama berminggu – minggu atau bahkan berbulan – bulan.

Apakah Penyakit Bronkitis Itu Berbahaya?

Apakah Penyakit Bronkitis Itu Berbahaya

Kebanyakan bronkitis akut atau muncul tiba – tiba biasanya tidak berbahaya dan bisa sembuh setelah dirawat selama tiga minggu. Namun bronkitis kronis atau yang berlangsung lebih dari tiga bulan dan tidak ditangani dengan baik dapat berbahaya dan merusak paru – paru.

Baca juga : Apa Faktor Yang Dapat Menyebabkan Seseorang Terkena Asma

Diagnosis Bronkitis

Diagnosis bronkitis diawali dengan menanyakan keluhan yang Anda rasakan, ada tidaknya faktor risiko, dan bagaimana riwayat kesehatan penderita secara keseluruhan. Setelah itu, dokter baru akan melakukan pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan bagian dada. Selain itu, dokter akan mendengarkan suara dari paru – paru menggunakan stetoskop.

Bila memang diperlukan, dokter akan menyarankan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut, seperti:

  • Analisis gas darah, yang dilakukan untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah.
  • Tes darah, untuk mendeteksi tanda – tanda infeksi.
  • Pemeriksaan fungsi paru, untuk mendeteksi risiko asma atau emfisema. Dokter akan meminta pasien untuk menarik napas kemudian menghembuskannya melalui spirometer.
  • Rontgen dada, untuk mengamati kondisi kesehatan paru – paru dan jantung.
  • Tes dahak, untuk membantu mengidentifikasi jenis bakteri penyebab bronkitis.

Pengobatan Bronkitis

Pengobatan bronkitis dilakukan tergantung seberapa parah masalahnya dan kondisi medis penderitanya. Jika bronkitis masih akut atau ringan, biasanya gejala akan membaik dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Namun, dokter juga dapat meresepkan obat untuk membantu meredakan gejala, seperti:

  • Obat – obatan untuk membantu meredakan nyeri dan demam, contohnya ibuprofen dan parasetamol.
  • Obat – obatan untuk membantu meredakan batuk, misalnya ekspektoran dan antitusif.

Sedangkan obat lain yang diresepkan dokter untuk bronkitis yang cukup parah, seperti:

  • Obat antibiotik untuk mengatasi bronkitis yang muncul akibat infeksi bakteri.
  • Obat kortikosteroid untuk membantu meredakan gejala bronkitis yang memburuk lebih cepat, terutama pada bronkitis kronis.
  • Bronkodilator yang membantu meredakan sesak napas dengan melebarkan tabung di saluran udara.

Penderita juga dapat melakukan pengobatan secara mandiri untuk membantu meringankan gejala, seperti berikut ini.

  • Istirahat yang cukup.
  • Minum lebih banyak air.
  • Hirup uap dari air hangat untuk membantu mengencerkan lendir di saluran napas.
  • Jangan merokok.
  • Kenakan masker saat harus beraktivitas di luar rumah untuk mencegah paparan bahan kimia.

Komplikasi Bronkitis

Komplikasi yang sering terjadi pada penderita bronkitis adalah pneumonia, dengan gejala sebagai berikut:

  • Tubuh berkeringat, menggigil, dan demam.
  • Nyeri di dada saat batuk atau bernapas.
  • Sesak napas.
  • Batuk berdahak.
  • Tubuh kelelahan.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Mual, diare dan muntah.
  • Merasa linglung sampai kehilangan kesadaran.

Jika bronkitis berkembang pada tahap ini, komplikasi yang mungkin terjadi akibat pneumonia antara lain:

  • Bakteremia atau infeksi aliran darah.
  • Abses paru – paru.
  • Empiema atau paru – paru purulen.
  • Efusi pleura atau akumulasi cairan di lapisan paru – paru.
  • Sindrom Distres Pernafasan Akut (ARDS).

Pencegahan Bronkitis

Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengurangi risiko bronkitis, di antaranya:

  • Jangan merokok atau menghindari paparan asap rokok.
  • Hindari paparan polusi udara dan zat berbahaya dengan memakai masker.
  • Istirahat yang cukup, terutama jika sedang pilek, demam, dan batuk.
  • Minum obat sesuai anjuran dan resep dokter.
  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
  • Jangan berbagi barang pribadi dengan orang lain.
  • Dapatkan vaksin pneumonia dan flu.

Kapan Harus Ke Dokter?

Biasanya, gejala bronkitis akut hanya berlangsung beberapa minggu. Maka, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan jika muncul gejala yang lebih serius, seperti:

  • Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu.
  • Batuk yang mengganggu aktivitas dan kenyamanan saat istirahat.
  • Batuk disertai darah atau dahak yang berwarna gelap.
  • Tubuh demam lebih dari 3 hari dengan suhu lebih dari 38 derajat Celcius.
  • Ada kondisi medis yang mendasarinya, seperti gagal jantung, emfisema, atau asma.
  • Suara batuk terdengar agak keras dan membuat sulit berbicara.
  • Batuk menyebabkan nyeri di dada.
  • Terjadi penurunan berat badan tanpa penyebab yang pasti.

Namun, gejala tersebut juga bisa menandakan adanya kondisi medis lain, seperti kanker, gangguan jantung, asma, dan COPD. Segera tanyakan ke dokter jika Anda mengalami keluhan tersebut.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *