Tahapan Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit

  • Rendi Sihombing
  • Jun 01, 2022
Tahapan Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit

Tahapan persalinan normal, Persalinan normal adalah sebutan bagi ibu yang melahirkan bayi melalui vagina. Proses ini akan dilakukan oleh ibu hamil ketika janin yang dikandungnya sudah siap untuk dilahirkan. Melahirkan normal umumnya terjadi antara 37 dan 42 minggu. Tahapan persalinan normal dimulai dengan kontraksi otot rahim, diikuti dengan pembukaan serviks (leher rahim) secara bertahap. Setelah itu, otot panggul ibu akan mendorong bayi dan plasenta keluar melalui vagina.

Kontraindikasi Persalinan Normal

Setiap ibu hamil dapat melahirkan secara normal. Namun, persalinan pervaginam tidak dianjurkan bila terjadi kondisi berikut:

1. Prolaps Tali Pusat

Prolaps tali pusat adalah suatu kondisi dimana tali pusat menutupi jalan lahir bayi. Akibatnya, tali pusat bisa tertekan sehingga dapat menyebabkan bayi kekurangan oksigen.

2. Malpresentasi Janin

Malpresentasi janin atau letak janin yang tidak normal adalah suatu kondisi ketika bagian tubuh janin yang menghadap bukaan serviks selain ubun – ubun kepala. Jenis kelainan posisi janin yang tidak dianjurkan untuk persalinan normal antara lain:

  • Occiput posterior, yaitu posisi kepala janin berada di jalan lahir, tetapi wajah janin menghadap ke perut ibu
  • Presentasi wajah, yaitu posisi wajah janin yang bersentuhan langsung dengan serviks
    Presentasi alis, yaitu posisi kepala janin sedikit terangkat, sehingga alis janin menghadap ke serviks
  • Letak sungsang, dimana posisi kaki atau bokong janin bersentuhan langsung dengan leher rahim
  • Posisi lintang, yaitu posisi janin melintang atau mendatar di dalam rahim, dengan bahu janin menghadap langsung dengan leher rahim

3. Kehamilan Kembar

Kehamilan kembar yang tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal adalah ketika kedua janin berada dalam posisi sungsang, kembar siam, berada dalam satu cairan ketuban, atau kehamilan kembar dengan lebih dari dua janin.

4. Apakah Anda Pernah Menjalani Operasi Caesar?

Meskipun dalam kebanyakan kasus dianggap aman, melahirkan pervaginam setelah operasi caesar pada persalinan sebelumnya dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti rahim yang robek (ruptur uteri).

Sementara itu, ibu yang pernah menjalani operasi caesar lebih dari dua kali, memiliki riwayat plasenta previa, atau memiliki bekas luka memanjang pada rahim akibat operasi caesar sebelumnya, tidak diperbolehkan melahirkan secara normal.

5. Detak Jantung Janin Tidak Stabil

Kondisi ini bisa menjadi tanda janin mengalami hipoksia atau kadar oksigen yang rendah dalam tubuh. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hipoksia pada janin adalah terlepasnya plasenta dari rahim sebelum proses persalinan (plasenta abruption) atau janin terjerat tali pusat.

6. Kelainan Plasenta

Kelainan letak plasenta, termasuk plasenta yang menyumbat jalan lahir (plasenta previa) atau plasenta yang menempel pada otot rahim (plasenta akreta), tidak boleh dilakukan persalinan pervaginam.

7. Makrosomia

Makrosomia adalah berat janin yang melebihi 4–4,5 kg. Kondisi ini berisiko menyebabkan bahu janin terjepit (distosia bahu) jika menjalani proses persalinan normal.

8. Infeksi Herpes Genital

Ibu hamil yang terinfeksi herpes genital tidak disarankan untuk ibu melahirkan secara normal, demi mengurangi risiko penularan herpes pada bayi.

Peringatan Melahirkan Normal

Peringatan Melahirkan Normal

Sebelum memutuskan untuk melahirkan secara pervaginam, ibu hamil harus mengetahui terlebih dahulu hal – hal berikut ini:

1. Induksi Persalinan

Proses persalinan normal bisa terganggu. Jika gangguan ini terjadi, dokter akan menginduksi persalinan (mempercepat persalinan), misalnya dengan merobek kantung ketuban, memberikan obat penambah kontraksi, melakukan persalinan dengan bantuan, atau melakukan operasi caesar.

Beberapa kondisi yang memerlukan induksi persalinan adalah:

  • Wanita hamil yang menderita preeklamsia atau diabetes
  • Usia kehamilan lebih dari 41 minggu
  • Pertumbuhan janin melambat
  • Proses persalinan terlalu lama
  • Gangguan janin
  • Pemantauan selama persalinan

Pada beberapa kondisi, detak jantung bayi dan juga kekuatan kontraksi ibu akan terus dipantau oleh dokter selama dengan proses persalinan. Beberapa kondisi tersebut adalah:

  • Wanita hamil memiliki diabetes, tekanan darah tinggi, atau kelebihan berat badan
  • Wanita hamil pernah menjalani operasi caesar sebelumnya
  • Wanita hamil menerima anestesi epidural atau obat peningkat kontraksi
  • Bayi yang akan lahir dianggap sangat kecil
  • Kembar akan lahir
  • Pengiriman sangat lambat

Persalinan Normal Setelah Operasi Caesar

Perlu dicatat bahwa persalinan normal setelah persalinan sesar sebelumnya (VBAC) umumnya aman. Namun berdasarkan penelitian, 1 dari 200 ibu hamil yang melakukan VBAC berisiko mengalami ruptur uteri.

Oleh karena itu, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan jika sebelumnya Anda pernah menjalani operasi caesar dan sekarang ingin melahirkan secara normal.

Persiapan Sebelum Melahirkan Normal

Agar proses persalinan berjalan lancar, lakukan hal – hal berikut sebelum mendekati waktu persalinan:

  • Temukan dokter kandungan dan dokter anak yang tepat.
  • Pelajari tentang proses dan tahapan persalinan normal sejak awal kehamilan, misalnya dengan mengikuti kelas persalinan dan senam hamil, atau dengan bertanya kepada ibu yang telah melahirkan. Pelajari juga tanda – tanda persalinan, teknik pernapasan, dan mengejan.
  • Persiapkan mental, misalnya dengan teknik meditasi atau relaksasi. Hal ini berguna untuk membantu Anda selama proses persalinan serta untuk menghadapi kemungkinan yang dapat terjadi jika Anda tidak dapat melahirkan secara normal, misalnya dalam kondisi harus dilakukan operasi caesar.
  • Lakukan olahraga ringan, seperti pemanasan otot, jalan kaki, atau bersepeda dengan sepeda stasioner. Hal ini sangat berguna untuk dapat memperkuat otot panggul untuk mengejan saat melahirkan.
  • Makan makanan bergizi seimbang untuk mencegah kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan selama kehamilan berisiko menyebabkan kelebihan berat badan janin dan mempersulit proses persalinan.
  • Siapkan kebutuhan bayi, seperti pakaian, popok, dan botol susu. Siapkan juga kebutuhan lain untuk ibu, seperti bra menyusui. Taruh barang – barang tersebut dalam satu tas, sehingga ketika tanda – tanda persalinan muncul, ibu tinggal membawa tas saja.

Tanda Sebelum Melahirkan

Dokter kandungan akan memberi tahu Anda perkiraan tanggal persalinan, tetapi tanggal ini dapat maju atau mundur sekitar 2 minggu. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk mengetahui tanda – tanda yang dirasakan saat janin akan lahir, seperti:

  • Nafas menjadi lebih ringan
    Hal ini terjadi karena kepala janin mulai turun ke rongga panggul, sehingga mengurangi tekanan pada paru – paru.
  • Meningkatnya keinginan untuk buang air kecil
    Meningkatnya keinginan untuk buang air kecil karena janin menekan kandung kemih. Selain buang air kecil, ibu juga bisa menjadi lebih sering buang air besar atau bahkan sering diare.
  • Keluarkan lendir
    Keluarnya lendir bercampur darah dari vagina menandakan bahwa leher rahim (serviks) sudah mulai terbuka.
  • Nyeri di punggung bawah yang datang dan pergi
    Nyeri punggung dapat terjadi sendiri atau dengan kontraksi, dan dapat disertai dengan sensasi kelonggaran pada persendian, terutama di daerah panggul.
  • Kontraksi otot
    Kontraksi otot rahim dapat muncul secara berkala setiap 10 menit. Kontraksi ini dapat digambarkan sebagai perasaan mengencang di dalam rahim atau seperti kram saat menstruasi dengan intensitas dan frekuensi yang meningkat seiring dengan semakin dekatnya waktu persalinan.
  • Keluar Dari cairan ketuban
    Keluarnya cairan ketuban terjadi karena pecahnya selaput pelindung janin. Setelah cairan ketuban keluar, janin harus dikeluarkan paling lambat 24 jam.

Tahapan Sebelum Melahirkan Normal

Tahapan persalinan normal dalam dunia medis disebut dengan stadium 1. Tahap ini terbagi menjadi 3 fase, yaitu fase awal (laten), fase aktif, dan fase transisi. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Fase Laten

Fase laten berlangsung 8-12 jam. Fase ini ditandai dengan kontraksi ringan selama 30-45 detik, setiap 5-30 menit. Kontraksi ini kemudian secara bertahap menjadi lebih sering dan meningkat intensitasnya. Pada fase laten, serviks secara bertahap akan melebar 3-4 cm.

Pada fase ini, ibu hamil disarankan untuk tetap tenang dan tidak perlu terburu – buru ke rumah sakit. Ibu tetap diperbolehkan melakukan aktivitas ringan di rumah, namun tetap menjaga asupan nutrisi yang dibutuhkan dan mencatat kontraksi yang terjadi.

2. Fase Aktif

Fase aktif berlangsung 3-5 jam, tetapi bisa lebih lama pada ibu yang baru pertama kali melahirkan. Kontraksi pada fase ini berlangsung selama 45-60 detik, setiap 3-5 menit. Pada fase aktif, serviks melebar sekitar 4-7 cm.

Ibu hamil yang sudah memasuki fase aktif disarankan untuk segera ke rumah sakit. Dokter akan mengukur tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh ibu hamil, serta memeriksa detak jantung janin. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan panggul, untuk mengetahui sejauh mana kontraksi.

Jika diperlukan, dokter akan memberikan anestesi epidural untuk menghilangkan rasa sakit akibat kontraksi.

3. Fase Transisi

Fase transisi berlangsung sekitar 30 menit hingga 2 jam. Kontraksi pada fase ini terasa kuat dan terus menerus, serta menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan. Pada fase transisi, serviks akan melebar 8-10 cm.

Perlu diketahui, pada tahap ini akan ada dorongan untuk segera mendorong janin keluar. Namun, jangan lakukan ini sampai dokter Anda memberi tahu Anda. Mendorong janin sebelum serviks terbuka penuh dapat menyebabkan serviks membengkak dan memperlambat proses persalinan.

Baca juga : Mengenal Sistem Otot Yang Ada Pada Manusia

Persalinan Normal

Persalinan normal juga dikenal sebagai tahap 2, ketika serviks telah terbuka penuh sebesar 10 cm. Tahap kedua persalinan bisa berlangsung 2 jam atau lebih.

Kontraksi pada tahap ini berlangsung sekitar 60-90 detik dan mereda setiap 2-5 menit. Setiap kali terjadi kontraksi, ibu akan merasakan dorongan yang kuat untuk mengejan. Namun perlu diingat, mengejan hanya boleh dilakukan saat diminta oleh dokter.

Normalnya, bayi akan didorong setiap kali terjadi kontraksi. Namun, jika janin tidak turun, dokter akan menyarankan ibu untuk mengubah posisi menjadi jongkok, duduk, atau berlutut. Jika kontraksi tidak cukup kuat, dokter akan memberikan obat untuk memperkuat kontraksi.

Selama proses kontraksi dan mengejan, kepala bayi akan mulai keluar dari vagina. Pada tahap ini, vagina dan perineum, area antara vagina dan anus, akan meregang sehingga menimbulkan rasa sakit yang membakar.

Untuk mempercepat proses persalinan dan mencegah perineum robek, dokter akan melakukan episiotomi, yaitu memotong sebagian kecil perineum. Prosedur ini didahului dengan pemberian anestesi lokal. Dokter akan menjahit kembali perineum setelah persalinan selesai.

Setelah kepala bayi keluar sepenuhnya, dokter akan menyedot darah, lendir, dan cairan ketuban dari mulut dan hidung bayi dengan alat khusus. Pada tahap ini, ibu disarankan untuk terus mengejan untuk mengeluarkan seluruh tubuh bayi.

Setelah seluruh tubuh bayi keluar, dokter akan menyerahkan bayi kepada ibu. Selain menjalin ikatan yang kuat antara ibu dan bayi, penting juga untuk memulai menyusui dini. Setelah itu, dokter akan memotong tali pusar bayi.

Setelah bayi lahir, ibu masih harus mengeluarkan plasenta atau ari – ari. Tahap ini disebut tahap ketiga. Pada fase ini masih akan terjadi kontraksi untuk melepaskan dan mengeluarkan plasenta dari rahim. Fase ini bisa berlangsung hingga 20 menit.

Setelah semua jaringan plasenta keluar, dokter kandungan akan memberikan obat oksitosin untuk meminimalkan perdarahan.

Secara keseluruhan, waktu yang dibutuhkan untuk proses persalinan normal dari stadium 1 sampai stadium 3 adalah 12-24 jam. Bagi ibu yang pernah melahirkan pervaginam sebelumnya, waktu yang dibutuhkan umumnya lebih singkat.

Setelah Melahirkan Normal

Setelah Melahirkan Normal

Setelah melahirkan normal, ibu harus menjalani perawatan di rumah sakit selama 1-2 hari. Tujuannya untuk memulihkan kondisi ibu sebelum pulang, serta memantau kondisi ibu dan bayi serta memastikan tidak ada masalah setelah melahirkan.

Ibu yang baru saja melahirkan pervaginam disarankan untuk menunggu sampai pendarahan selesai, atau sekitar 4-6 minggu, sebelum kembali berhubungan seks. Hal ini untuk memastikan kondisi ibu benar – benar pulih. Sedangkan bagi ibu yang mengalami robekan pada vagina saat melahirkan, disarankan untuk menunggu lebih lama.

Ada berapa kondisi yang mungkin dialami ibu setelah melahirkan secara normal, yaitu:

  • Wasir timbul, atau nyeri saat buang air besar, tetapi akan hilang dalam beberapa hari
    Kesulitan menahan buang air kecil atau mengompol saat tertawa atau batuk, karena otot panggul yang lemah
  • Pendarahan pascapersalinan (lochia) yang dapat berlangsung selama beberapa minggu, kemudian mereda secara bertahap
  • Kolostrum keluar, yaitu cairan kuning yang keluar sebelum ASI, diikuti keluarnya ASI pada hari ketiga atau keempat setelah melahirkan.
  • Perut kendur karena otot perut yang meregang sejak hamil, namun bisa kembali normal secara bertahap dengan makan makanan bergizi seimbang dan olahraga teratur
    Perlu diketahui, kembalinya menstruasi bisa berbeda untuk setiap ibu. Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, menstruasi baru dapat dialami kembali ketika mereka berhenti menyusui. Sedangkan pada ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif, menstruasi dapat terjadi 5-6 minggu setelah melahirkan.

Komplikasi Persalinan Normal

Sebagian besar proses persalinan normal berjalan tanpa masalah. Namun, terkadang komplikasi dapat terjadi, baik sebelum, selama, atau setelah proses persalinan normal. Komplikasi ini dapat mencakup:

  • Lahir prematur
  • Lahir prematur atau lebih awal dari seharusnya berbahaya bagi bayi, karena fungsi dan pertumbuhan organ tubuh yang belum sempurna.
  • Kehamilan postmatur
    Kehamilan postmatur adalah keadaan dimana janin belum lahir setelah usia kehamilan 42 minggu atau lebih. Kondisi ini dapat membahayakan janin, karena plasenta tidak lagi mampu memberikan nutrisi yang cukup untuk janin.
  • Ketuban pecah dini
    Ketuban pecah dini yang tidak diikuti dengan persalinan 6-12 jam kemudian dapat meningkatkan risiko infeksi baik bagi ibu maupun janin.
  • Perdarahan postpartum
    Perdarahan postpartum adalah perdarahan hebat yang terjadi setelah melahirkan. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari rahim yang robek atau kontraksi rahim yang lemah setelah melahirkan.
  • Emboli cairan amnion adalah suatu kondisi ketika cairan ketuban masuk ke pembuluh darah ibu dan menyumbat arteri paru – paru. Komplikasi ini merupakan masalah yang paling berbahaya, baik pada saat persalinan normal maupun pada saat operasi caesar. Namun, komplikasi ini jarang terjadi ketika proses persalinan berjalan lancar.

Bagi ibu hamil yang mengalami kondisi di atas, dokter dapat melakukan induksi persalinan (persalinan dipercepat), persalinan dibantu dengan vakum atau forsep, atau melakukan operasi caesar.

Selain kondisi di atas, ada juga beberapa komplikasi lain yang lebih berbahaya dan memerlukan penanganan segera, yaitu:

  • Infeksi, yang dapat ditandai dengan demam dan sakit perut
  • Emboli paru, yang dapat ditandai dengan nyeri dada dan sesak napas
  • Preeklamsia, yang ditandai dengan keluhan sakit kepala, muntah, dan gangguan penglihatan mendadak
  • Trombosis vena dalam (DVT), yang ditandai dengan nyeri dan pembengkakan pada otot betis

Tips Agar Melahirkan Normal Lancar Dan Tidak Sakit

Apakah Anda berencana untuk menjalani prosedur persalinan normal? Tidak ada salahnya mengikuti tips persalinan normal yang lancar dan tanpa rasa sakit. Pasalnya, persalinan normal merupakan proses melahirkan yang diidamkan banyak ibu. Persalinan ini hanya dapat dilakukan jika kondisi janin dan ibu sehat tanpa adanya komplikasi selama kehamilan.

Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang matang baik fisik maupun mental, Tak perlu berlama – lama, simak saja tips persalinan normal berikut ini agar lancar dan tanpa rasa sakit.

Tips Untuk Persalinan Normal Yang Lancar Dan Tanpa Rasa Sakit

Tips Agar Melahirkan Normal Lancar Dan Tidak Sakit

Dilansir dari penelitian yang dipublikasikan di National Library of Medicine, menunjukkan bahwa ada sebanyak 50 persen dari 201 wanita yang memilih cara alami untuk memicu kontraksi persalinan.

Oleh karena itu, jika usia kehamilan sudah memasuki 9 bulan, tak ada salahnya mencoba tips persalinan normal yang lancar dan tanpa rasa sakit di bawah ini.

1. Posisi Jongkok

Tips agar persalinan normal lancar dan tanpa rasa sakit, yang pertama adalah melakukan posisi jongkok. Posisi ini sangat membantu dalam persalinan karena membuka panggul dan meningkatkan tekanan pada perut bagian bawah. Dengan begitu, kepala janin akan terdorong keluar.

Namun, posisi jongkok sangat melelahkan bagi ibu hamil, sehingga harus sering berlatih, terutama di masa – masa menjelang persalinan. Caranya mudah, Anda bisa sambil mengepel lantai menggunakan tangan dalam posisi jongkok. Posisikan tubuh Anda di punggung, tangan lurus, dan telapak tangan dan lutut di lantai.

Tapi anda harus berhati – hati, oke? Karena lantai bisa licin dan membuat anda terpeleset. Sedangkan jika Anda memiliki keluhan sakit punggung, lakukan squat ringan dengan bantuan pegangan.

2. Latihan Pernapasan Dengan Yoga

Menjelang persalinan normal, Moms harus mempersiapkan diri, salah satunya dengan melatih pernapasan untuk mengurangi ketegangan. Latihan pernapasan dengan yoga dapat membantu Anda mengurangi rasa sakit saat melahirkan nanti.

Terlebih lagi, tips persalinan normal yang lancar dan tanpa rasa sakit ini juga dapat membantu memperlancar pembukaan serviks dan meregangkan dinding vagina.

3. Berhubungan Seks

Berhubungan intim di minggu – minggu terakhir persalinan bisa menjadi salah satu tips persalinan normal yang lancar dan tanpa rasa sakit. Saat berhubungan seks, tubuh akan memproduksi hormon oksitosin yang merangsang kontraksi. Tak hanya itu, sperma ayah juga bisa membantu melenturkan dan melebarkan leher rahim.

Tapi, anda tetap harus berhati – hati dan pastikan posisi seks aman dan minim risiko, ya. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum ini.

4. Olahraga Untuk Ibu Hamil

Jika ingin proses persalinan normal berjalan lancar, Anda bisa mempraktekkan beberapa senam hamil untuk ibu hamil. Senam akan membantu anda merasa lebih rileks sehingga mempermudah proses persalinan, bahkan bisa melahirkan secara normal tanpa jahitan lho!

Cobalah mengikuti kelas senam hamil yang diadakan di bawah bimbingan instruktur ahli. Nanti Bunda akan diajari gerakan senam untuk melenturkan area rahim, menguatkan otot dasar panggul, mensimulasikan proses persalinan, hingga membantu kontraksi rahim agar lebih efektif.

5. Pijat Perineum

Tips agar persalinan normal lancar dan tanpa rasa sakit juga bisa dilakukan dengan melakukan pijat perineum. Pijat ini dilakukan di area antara lubang vagina dan anus dengan menggunakan minyak gandum atau minyak almond yang dioleskan untuk membantu mencegah rasa sakit saat persalinan.

6. Ibu Hamil Harus Tetap Aktif

Kehamilan bukan alasan bagi anda untuk bermalas – malasan. Padahal, saat ini anda masih harus aktif sebagai tips melahirkan normal tanpa rasa sakit. Misalnya, jalan – jalan di sekitar rumah atau sekadar berolahraga ringan. Dengan begitu, kemungkinan Anda akan melahirkan lebih cepat dari yang seharusnya.

7. Hipnotis

Hipnosis adalah metode untuk mendapatkan relaksasi. Demikian tips agar persalinan normal lancar dan tanpa rasa sakit. Menurut ahli hipnoterapi bersertifikat dan pensiunan bidan di Toronto, Shawn Gallagher, hipnosis mengajarkan ibu hamil untuk rileks secara mendalam sehingga mereka dapat merasa nyaman selama persalinan.

8. Selalu Berpikir Positif

Selanjutnya, tips agar persalinan normal lancar dan tanpa rasa sakit, yang tak kalah pentingnya adalah selalu berpikir positif. Semakin banyak pesan positif yang Anda tanamkan pada diri sendiri, maka energi akan semakin kuat mengalir di dalam tubuh sehingga proses penyampaiannya juga akan semakin mudah.

9. Stimulasi Puting Susu

Merangsang puting bisa jadi salah satu tips agar proses persalinan normal dan lancar. Yup, mengutip National Library of Medicine, merangsang puting susu bisa merangsang produksi hormon oksitosin. Hormon ini menyebabkan rahim berkontraksi dan payudara mengeluarkan ASI.

Jika Anda menyusui bayi Anda segera setelah melahirkan, maka stimulasi puting susu juga akan membantu rahim Anda menyusut kembali ke ukuran semula.

10. Makan Kurma

Bu, menurut Journal of Midwifery and Reproductive Health, makan kurma di minggu – minggu terakhir kehamilan bisa meningkatkan pelebaran serviks dan pematangan serviks. Selain itu, cara ini juga membuat ibu hamil mengurangi kebutuhan obat induksi selama persalinan.

Itulah beberapa tips melahirkan normal dengan lancar dan tanpa rasa sakit. Bagaimana kabar Ibu, apakah Anda siap untuk melahirkan normal? Perlu diperhatikan bahwa cara melahirkan dengan cepat dan aman adalah Anda harus menjaga asupan nutrisi dan menjalani aktivitas ringan agar tubuh Anda sehat dan bugar.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *