Saat kita menangis, Maka kita akan mengeluarkan air mata. Namun, tahukah Anda bahwa bayi yang baru lahir biasanya tidak meneteskan air mata saat menangis? Untuk mengetahui penyebab bayi menangis tanpa air mata, yuk simak artikel berikut ini.
Menangis merupakan salah satu cara bayi berkomunikasi untuk menyampaikan apa yang mereka rasakan, seperti lapar, lelah, nyeri, kantuk, atau tidak nyaman karena popoknya basah.
Alasan Bayi Tidak Mengeluarkan air Mata Saat Menangis
Beda halnya dengan orang dewasa, bayi yang baru lahir umumnya tidak akan meneteskan air mata pada saat mereka menangis. Kondisi ini seringkali membuat orang tua panik dan cemas karena takut bayinya mengalami gangguan penglihatan.
Bayi yang baru lahir menangis tanpa mengeluarkan air mata adalah hal biasa dan tidak perlu dikhawatirkan ya. Perlu Bunda ketahui, Bahwa bayi sebenarnya memiliki air mata, namun jumlah air matanya yang sangat sedikit sehingga hanya membuat matanya menjadi lembab saja.
Saat bayi lahir, saluran air mata bayi masih belum terbentuk sempurna, sehingga tidak mampu mengeluarkan banyak air mata saat menangis. Saluran air mata ini akan berkembang seiring bertambahnya usia bayi.
Umumnya, saluran air mata ini akan matang saat berumur 2–8 minggu. Saat itu, air mata bisa keluar dengan lancar.
Hal yang Harus Diperhatikan Jika Bayi Tidak Meneteskan Air Mata
Meski dianggap biasa saja, bukan berarti bisa diabaikan, ya. Jika si kecil masih belum meneteskan air mata saat usianya lebih dari 8 minggu, Anda perlu waspada. Bisa jadi si kecil mengalami penyumbatan pada saluran air mata yang membuat air matanya tidak mengalir dengan baik.
Penyumbatan pada saluran air mata bayi yang ditandai dengan munculnya cairan pada mata yang berupa cairan lengket berwarna kuning dan menyerupai nanah. Selain itu, Maka mata si kecil akan terlihat kering dan juga kemerahan.
Jika saluran air mata bayi tersumbat, biasanya dokter akan meresepkan obat tetes mata atau salep untuk mengatasi kondisi ini. Anda juga bisa memijat lembut sudut mata si kecil menggunakan jari atau kapas bersih yang dicelupkan ke dalam air. Pijatan ini akan menguras cairan dan membuka saluran air mata.
Selain itu, tidak meneteskan air mata bisa menjadi pertanda si kecil mengalami dehidrasi. Kondisi ini akan disertai gejala muntah, frekuensi buang air kecil berkurang, mulut kering, dan diare. Jika si kecil menunjukkan gejala dehidrasi, pastikan Anda mendapat asupan cairan yang cukup dengan memberikan ASI atau susu formula.
Setelah anda mengetahui fakta-fakta yang ada di atas, Maka sekarang Anda tidak perlu panik lagi jika si kecil belum juga menitikkan air mata pada saat menangis. Seiring bertambahnya usia si kecil, saluran air matanya akan terbentuk dengan sempurna dan ia akan dapat meneteskan air mata dengan lancar.
Namun, jika bayi tidak meneteskan air mata setelah berusia 8 minggu atau mengalami gejala dehidrasi berat, seperti demam, mulut sangat kering, dan urine berwarna lebih gelap yang berbau menyengat, segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan dan pengobatan.
Bayi Menangis Tengah Malam Tanpa Sebab
Ada beberapa hal yang bisa membuat bayi menangis pada malam hari. Mari kita kenali penyebabnya, agar Bunda tidak merasa stres dan bingung menanganinya.
Menangis adalah satu-satunya cara bayi dapat mengekspresikan apa yang dia inginkan atau rasakan. Dalam sehari, bayi bisa menangis minimal 1-3 jam sekali, atau bahkan lebih dari itu.
Lihat juga : Penyebab Mata Bayi Berair Dan Penanganan Yang Tepat
Penyebab Bayi Menangis di Malam Hari
Bayi bisa menangis kapan saja, baik pada siang maupun malam hari saat sedang tidur. Jika bayi menangis di malam hari, bisa jadi kondisi berikut:
1. Kolik
Kolik pada bayi akan ditandai dengan tangisan yang keras dan dengan durasi yang cukup lama, bahkan lebih dari tiga jam dalam satu hari.
Kondisi ini bisa terjadi saat bayi berusia sekitar 3 minggu dan lebih sering saat bayi berusia 4 dan 6 minggu. Intensitas tangisan kolik dapat menurun setelah bayi berusia 6 minggu, dan hilang sama sekali pada saat ia mencapai usia 12 minggu.
Tangisan kolik sering dikaitkan dengan gangguan pencernaan. Namun tangisan ini juga bisa menjadi cara bayi untuk mengekspresikan emosinya atau sebagai tanda bahwa ia sensitif terhadap rangsangan tertentu.
Tangisan kolik yang terjadi pada malam hari dapat membuat Anda bingung dan panik. Untuk mengatasinya, cobalah untuk menggendong si kecil hingga ia merasa tenang, atau baringkan si kecil di pangkuan Anda dan usap punggungnya dengan lembut. Ini akan dapat membuat si kecil merasa lebih nyaman dan akan mengurangi tangisannya.
2. Lapar
Bayi yang menangis pada malam hari juga bisa disebabkan oleh rasa lapar. Selain menangis, tanda lain bayi lapar adalah munculnya gerakan memasukkan tangan ke dalam mulut atau gerakan menghisap bibir. Jika si kecil melakukan ini, segera beri dia susu.
Agar bisa berhenti menangis di malam hari karena lapar, coba catat kebiasaan menyusu si kecil terutama di malam hari.
3. Popok Basah
Selain karena lapar, popok yang basah atau penuh di malam hari bisa membuat bayi Anda tidak nyaman dan membuatnya menangis. Agar tidak mengganggu tidur si kecil, para ibu disarankan untuk memeriksakan popoknya sebelum tidur. Jika basah, segera ganti dengan yang baru agar tidak terganggu saat tidur dan menangis karena popok basah.
4. Kelelahan
Periode menangis di malam hari ini bisa menjadi bagian dari proses perkembangan normal. Pasalnya, saat mereka keluar dari kandungan, bayi mulai melihat dan mendengar hal-hal baru yang bisa membuat otaknya sibuk bekerja. Jadi, mungkin saja bayinya rewel dan menangis di malam hari, karena bosan dengan “pelajaran” barunya.
5. Kesepian
Menjadi satu-satunya orang yang terjaga di malam hari bisa membuat si kecil merasa kesepian dan akhirnya menangis karena membutuhkan perhatian dari Ibu.
6. Ingin Pindah
Setelah seharian merawat si kecil, Anda mungkin merasa lelah menggendongnya di malam hari. Nah, berbaring terlalu lama di tempat tidur bisa membuat si kecil bosan dan akhirnya menangis untuk menyampaikan emosinya. Jadi, usahakan untuk menggendong si kecil agar tangisannya reda.
Selain penyebab di atas, bayi juga bisa mengalami fase menangis ungu, yaitu fase bayi akan lebih sering menangis dan sulit untuk menenangkan diri meski penyebabnya tidak jelas.
Jika disebabkan oleh masalah kesehatan, maka tangisan bayi biasanya akan disertai dengan gejala lain, seperti demam, diare, muntah, lesu, atau juga kurang nafsu makan. Selain itu, Moms juga harus waspada jika tangisannya sangat tinggi, karena hal ini bisa menandakan si kecil sedang merasakan sakit.
Jika menemukan tanda-tanda di atas, segera periksakan si kecil ke dokter, agar penyebabnya bisa diketahui dan diberikan penanganan yang tepat.
Susah Mengeluarkan Air Mata
Seseorang yang mengalami masalah produksi air mata dapat menyebabkan mata kering, yang dapat menyebabkan penderitanya mengalami sakit mata, mata gatal, mata merah, mata menjadi lebih peka terhadap cahaya, mata berair, mata lelah, dan gangguan penglihatan.
Beberapa penyebab gangguan produksi air mata antara lain:
- Bertambahnya usia
- Diabetes
- Lupus
- Rheumatoid arthirtis
- Sindrom Sjogren
- Efek samping obat
- Kerusakan kelenjar air mata
Jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, harap berkonsultasi dengan dokter mata untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dokter perlu mengetahui lebih banyak tentang keluhan Anda dan memeriksa mata Anda sebelum menentukan pengobatan selanjutnya.
Sedangkan obat tetes mata dapat digunakan sebagai air mata buatan (tidak mengandung obat-obatan tertentu), hindari paparan udara dan polusi, gunakan kacamata untuk melindungi mata.