Berkedip yang merupakan refleks tubuh yang normal untuk dapat melindungi mata dari cahaya yang terlalu terang dan melindungi masuknya benda asing. Tak hanya itu, berkedip juga bisa mencegah mata kering karena membantu melumasi dan membersihkan mata.
Perlu Anda ketahui bahwa rata-rata anak berkedip 3-17 kali per menit. Namun, beberapa anak mungkin tampak lebih sering berkedip. Saat mata anak banyak berkedip, orang tua mungkin bertanya-tanya apakah ini masalah atau sesuatu yang normal.
Penyebab Mata Anak Sering Berkedip
Penting untuk memeriksakan diri ke dokter anak atau dokter mata jika si kecil terlalu sering berkedip atau mengalami gejala lain yang mengkhawatirkan. Padahal, kondisi ini jarang menjadi pertanda adanya masalah neurologis atau menyebabkan hilangnya penglihatan. Adapun penyebab umum anak sering berkedip, di antaranya:
1. Tic
Wajah tic dapat menyebabkan anak sering berkedip. Tic adalah kejang otot yang memengaruhi otot di dalam dan sekitar mata sehingga menyebabkan gerakan berulang yang tidak disengaja. Anak-anak yang marah cenderung rentan terhadap kondisi ini. Tics juga biasanya disebabkan oleh stres, kecemasan, kelelahan, atau kebosanan.
2. Alergi
Saat anak berkedip berlebihan dengan mata berair, bisa jadi itu pertanda alergi. Reaksi ini terjadi akibat paparan alergen tertentu, seperti debu atau serbuk sari.
3. Mata Sangat Kering
Saat mata anak Anda terasa sangat kering, mereka akan lebih sering berkedip karena sensasi terbakar yang mungkin mereka rasakan. Apalagi jika anak mengucek mata akan memperparah kondisinya.
4. Ketegangan Mata
Ketegangan mata juga dapat menyebabkan mata anak Anda sering berkedip. Membaca dalam cahaya redup, menghabiskan terlalu banyak waktu menatap layar, dan tidak cukup tidur menyebabkan ketegangan mata.
5. Gangguan Obsesif Kompulsif
Gangguan obsesif kompulsif merupakan gangguan jiwa yang menyebabkan penderitanya harus melakukan suatu tindakan berulang-ulang. Kondisi psikologis ini juga bisa menyebabkan kedipan berlebihan atau tics pada wajah.
6. Blefaritis
Blepharitis adalah infeksi bakteri pada kelopak mata yang dapat menyebabkan area tersebut terlihat bengkak dan merah.
7. Gangguan Refraksi
Gangguan refraksi terjadi ketika seorang anak tidak dapat memfokuskan matanya dengan jelas sehingga membutuhkan kacamata. Kesalahan refraksi yang paling umum adalah rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme.
8. Mata Juling
Mata juling terjadi karena gangguan koordinasi otot mata. Arah kedua mata yang mengalami kondisi ini tampak sejajar atau sejajar, sehingga terlihat seperti melihat ke arah yang berbeda.
9. Gangguan Kejang
Dalam kasus yang jarang terjadi, sering berkedip terlihat pada anak-anak yang mengalami gangguan kejang. Kejang jenis absensi atau dalam bahasa ilmiah disebut petit mal. Kondisi ini jarang terjadi dan biasanya dialami oleh anak penderita epilepsi.
Beberapa kondisi neurologis, seperti penyakit Wilson, multiple sclerosis, dan sindrom Tourette diketahui menyebabkan kedipan berlebihan. Dengan begitu, jika hal ini terus berlanjut, jangan ragu untuk membawa anak Anda ke dokter.
Cara Mengatasi Mata Anak Yang Sering Berkedip
Bergantung pada penyebabnya, seringnya berkedip dapat hilang dengan sendirinya atau mungkin memerlukan pengobatan.
Ada beberapa cara untuk merawat mata berkedip anak. Berdasarkan diagnosis, kemungkinan pilihan pengobatan meliputi:
Menggunakan obat tetes mata untuk melembabkan dan mengobati radang mata
Menggunakan kacamata untuk mengoreksi kelainan refraksi agar anak dapat memfokuskan matanya dengan jelas
Dokter akan terus memantau kondisi anak Anda apakah sudah membaik atau tidak ada perubahan. Jika tidak ada perubahan atau disertai gejala lain, perawatan yang lebih ekstensif mungkin diperlukan.
Mata Anak Sering Berkedip Apakah Tanda Cacingan
Kondisi mata yang sering berkedip jarang menjadi masalah serius dan sebagian besar hilang tanpa perlu pengobatan. Namun apa artinya jika mata anak banyak berkedip? Benarkah mata yang berkedip itu tanda cacingan?
Setelah diselidiki, ternyata kedipan mata tidak ada hubungannya dengan cacing. Padahal, gejala cacingan jarang menimbulkan gejala. Namun bila muncul gejala yang tampak seperti nafsu makan berkurang, mual, diare atau susah buang air besar (sembelit), berat badan turun dan juga penurunan kecerdasan anak.
Menurut Profesor Alan Hedge dari Cornell University, berkedip adalah refleks mata yang normal.
Namun beberapa anak sering mengedipkan mata seolah-olah berkedip 17.000 kali per menit.
Berdasarkan studi tahun 2001 yang diterbitkan oleh penulis utama David Coast dari Baylor College of Medicine di jurnal Ophthamology, mayoritas anak yang berkedip sering masuk dalam kategori tidak berbahaya dan membatasi diri.
Penyebab Mata Anak Sering Berkedip
Mata kering, karena sering berkedip merupakan salah satu mekanisme untuk merehidrasi mata.
Anak-anak memiliki masalah penglihatan seperti ketidak cukupan konvergensi, yaitu masalah dalam memfokuskan kedua mata mereka pada objek dekat. Masalah penglihatan atau kabur juga membuat seseorang lebih sering berkedip.
Ada masalah dengan kelopak mata atau bagian mata yang terdiri dari kornea, iris, bilik anterior, dan lensa.
Mengalami gangguan sindrom Tourette, salah satu gejala dari sindrom ini adalah anak sering melakukan ‘tics’ yang bisa berupa mata berkedip.
Adanya gangguan gerakan yang dikenal dengan dystonia.
Adanya gangguan neurologis atau neurologis.
Mata yang sering berkedip juga bisa menjadi bagian dari epilepsi.
Reaksi alergi yang membuat mata lebih sering berkedip.
Selain mendiagnosisnya, diperlukan riwayat kesehatan anak dan pemeriksaan klinis. Oleh karena itu, pengobatan yang diberikan untuk mengatasi kondisi ini juga bergantung pada penyebabnya.
Secara umum, kondisi mata yang sering berkedip jarang menjadi masalah serius dan sebagian besar hilang tanpa perlu pengobatan. Namun jika kondisi ini disebabkan oleh epilepsi atau dystonia, maka diperlukan pengobatan lebih lanjut karena salah satu jenis dystonia yaitu blepharospasm dapat menyebabkan kelopak mata menjadi tertutup sempurna sehingga menyebabkan kebutaan fungsional.
Mata Anak Berkedip Kedip Karena Hp
Pada orang dewasa, biasanya mata dapat berkedip sebanyak 10 hingga 15 kali per menit. Pada anak-anak, frekuensi berkedip ini umumnya lebih jarang dibandingkan pada orang dewasa.
Mata biasanya berkedip untuk meningkatkan kelembapan mata. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah mata kering yang seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman.
Jika mata anak tampak lebih sering berkedip, ini bisa menjadi tanda mata kering (xerophthalmia). Kondisi ini bisa dipicu oleh banyak faktor, antara lain kondisi lingkungan yang kering, berangin, tercemar, dingin, atau juga karena mata terlalu lelah misalnya karena seringnya menggunakan gadget.
Selain mata kering, anak bisa jadi sering berkedip karena sebab lain, misalnya karena:
- Alergi, bisa menyebabkan mata gatal sehingga bayi akan lebih sering berkedip atau mengucek matanya
- Mata lelah (asthenopia)
- Gangguan refraksi mata (seperti rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme), dapat dipicu oleh kebiasaan, kelainan bola mata, atau genetik (faktor keturunan)
- Gangguan saraf mata, misalnya akibat infeksi, luka di sekitar mata
- Kekurangan vitamin atau mineral tertentu
- Perhatikan benda asing, misalnya kilau, debu, bulu
- Sindrom Tourette (kelainan neuropsikiatri yang menyebabkan seseorang melakukan gerakan berulang, tidak disengaja, tidak terkendali, spontan)
Radang komponen mata lainnya, misalnya konjungtivitis, keratitis, uveitis, dan sebagainya
Adakah keluhan lain yang dialami anak Anda selain berkedip berlebihan, seperti merah, berair, kesemutan, kurang fokus, dan sebagainya? Sudah berapa lama keluhan seperti ini terulang kembali?
Sebaiknya, sebelum terlambat, segera periksakan anak Anda ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut. Dokter akan memeriksa kondisi mata dan tubuh anak Anda secara menyeluruh untuk menilai kemungkinan penyebab dan pengobatan terbaik untuk mereka. Jika perlu, anak Anda mungkin juga dirujuk ke dokter mata.
Penggunaan gadget sangat tidak disarankan untuk anak-anak terutama yang masih dalam usia prasekolah (kurang dari 5 tahun). Selain bisa memicu gangguan mata (seperti mata kering dan kelainan refraksi mata), akibat gadget, anak juga bisa mengalami ketergantungan, keterlambatan bicara, berperilaku impulsif, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari penggunaan gadget pada anak Anda. Sebagai alternatif, buat si kecil sibuk dengan aktivitas yang sesuai dengan usianya, yaitu bermain, bercanda, dan menjelajah secara fisik dan lingkungan.
Selain itu, untuk mengatasi keluhan tersebut, lindungi juga mata anak dari masuknya partikel asing yang berbahaya ke mata mereka, misalnya dengan menghindarkannya dari lingkungan yang berdebu dan berpolusi, tidak membiarkannya menggosok mata secara berlebihan, dan sebagainya.
Jika anak Anda memiliki alergi (misalnya suhu dingin, serbuk sari, tungau debu), hindari juga pemicunya. Hindari penggunaan obat tetes mata atau obat tetes mata pada anak kecuali jika diresepkan oleh dokter.