Ada ribuan jenis organisme yang dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan yang menyebabkan diare. Selain virus dan juga parasit, Diare Sering Berkaitan Dengan Infeksi juga bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri. Bakteri apa yang menyebabkan diare? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Diare adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar (BAB). Selain itu, tekstur feses yang dikeluarkan saat buang air besar biasanya lebih encer dari biasanya. Munculnya diare sering berkaitan dengan infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh berbagai organisme, salah satunya adalah bakteri.
Benarkah Diare Disebabkan Oleh Adanya Infeksi Dari Bakteri?
Banyak di antaranya diare sering berkaitan dengan infeksi dari bakteri menyebar melalui makanan, air, atau benda yang terkontaminasi. Sebagian besar kasus disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan parasit. Namun, kondisi kesehatan tertentu juga dapat menyebabkan diare.
Mengenal Empat Jenis Bakteri Penyebab Diare
Berikut ini adalah empat jenis bakteri yang dapat menyebabkan diare:
1. Escherichia coli (E.coli)
E.coli adalah jenis bakteri yang biasanya hidup di usus manusia dan hewan. Sebagian besar jenis bakteri E. coli tidak berbahaya dan bahkan berperan dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan Anda. Meski begitu, ada beberapa jenis bakteri E.coli yang bisa menyebabkan diare.
Bakteri E.coli sering ditemukan pada sayuran atau buah yang tidak dicuci, daging mentah, dan susu segar. Untuk mencegah infeksi bakteri E. coli, disarankan agar Anda mencuci buah dan sayuran di bawah air mengalir sebelum dikonsumsi, memasak daging hingga matang, dan menghindari konsumsi susu segar yang tidak dipasteurisasi.
2. Salmonella Enterica
Bakteri ini sering menjadi penyebab kontaminasi makanan. Makan makanan yang terkontaminasi bakteri ini akan menyebabkan gastroenteritis, dengan diare sebagai salah satu gejala yang khas.
Bakteri Salmonella enterica ditemukan dalam telur setengah matang, daging, dan buah atau sayuran yang tidak dicuci.
Untuk menghindari infeksi bakteri ini, sebaiknya mencuci semua bahan makanan yang dimakan mentah, seperti buah atau sayuran, selalu memasak makanan sampai benar – benar matang, terutama untuk daging dan telurnya.
3. Campylobcter
Jenis bakteri lain yang dapat menyebabkan diare adalah Campylobacter. Campylobacter jejuni merupakan subspesies yang paling sering menginfeksi manusia. Bakteri ini juga biasa ditemukan pada daging ayam mentah, produk susu yang tidak dipasteurisasi, dan air yang terkontaminasi.
Infeksi Campylobacter relatif ringan, tetapi bisa berakibat fatal pada seseorang dengan sistem kekebalan yang terganggu.
Untungnya, infeksi Campylobacter dapat dicegah dengan memasak daging secara menyeluruh, mencuci tangan setelah menangani ternak atau hewan peliharaan, dan menghindari konsumsi susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi.
4. Shigella
Shigella adalah bakteri lain yang dapat menyebabkan diare. Bakteri ini hidup di air kotor dan makanan. Infeksi bakteri ini lebih mungkin terjadi di lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan gaya hidup yang tidak sehat.
Untuk mencegah penyebaran infeksi Shigella, disarankan agar Anda mempraktikkan cuci tangan yang benar, sebisa mungkin menghindari menelan air saat berenang, dan tidak memasak saat diare.
Pada dasarnya pencegahan penyebaran bakteri penyebab diare dapat dimulai dengan mengolah bahan makanan dengan baik dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Selain itu, menjaga kebersihan diri juga penting untuk meminimalisir penyebaran bakteri penyebab diare ke orang sekitar.
Untuk membunuh bakteri penyebab diare, biasanya diperlukan pengobatan dengan antibiotik sesuai dengan resep dokter. Jadi, jika Anda atau anggota keluarga sudah terlanjur mengalami diare, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Diare Terus Menerus Gejala Penyakit Apa?
Diare yang terus menerus adalah diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu. Diare merupakan gangguan saluran pencernaan yang menyebabkan penderitanya sering buang air besar dengan tinja yang encer.
Diare yang berlangsung singkat biasanya yang bukan merupakan masalah kesehatan yang serius. Sebaliknya, jika berlangsung lama dan tidak ditangani dengan baik, diare dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius dan dapat berakibat fatal.
Penyebab Diare Kronis
Diare terus menerus gejala penyakit Diare kronis yang dapat disebabkan oleh beberapa kondisi. Oleh karena itu, pasien sangat disarankan untuk memeriksakan diri agar dapat diketahui penyebabnya.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan diare kronis adalah:
- Penyakit radang usus, yaitu kolitis ulserativa dan penyakit Crohn
- Irritable Bowel Syndrome, yaitu kumpulan gejala akibat adanya gangguan pada saluran pencernaan tanpa adanya kelainan pada organ tersebut
- Penyakit yang dapat mengganggu penyerapan makanan yaitu penyakit celiac dan cystic fibrosis
- Pankreatitis kronis, yaitu peradangan pankreas selama bertahun – tahun
- Penyakit menular, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun parasit
- Intoleransi laktosa, yaitu gangguan penyerapan gula dalam produk susu atau sejenisnya
alergi makanan - Sindrom malabsorpsi, yaitu gangguan penyerapan nutrisi di usus kecil
- Efek samping obat, seperti antibiotik, obat pencahar, obat maag, dan obat kemoterapi
- Efek samping operasi pada perut yaitu kolesistektomi
Faktor Risiko Diare Kronis
Meski bisa terjadi pada siapa saja, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena diare kronis, antara lain:
- Memiliki riwayat keluarga penyakit radang usus
- Bepergian ke daerah dengan tingkat infeksi bakteri dan parasit yang tinggi
- Apakah Anda pernah menjalani operasi pada perut Anda?
- Apakah Anda pernah menderita penyakit pankreas?
- Menderita penyakit tertentu, seperti diabetes dan hipoparatiroidisme
- Konsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan
Gejala Diare Kronis
Gejala utama diare kronis adalah tinja yang encer dan dorongan yang meningkat untuk buang air besar yang berlangsung lebih dari 2 minggu. Gejala – gejala ini juga dapat disertai dengan:
- Bengkak
- Mual
- Keram perut
- Sakit perut parah
- Penurunan berat badan
- Tinja berlendir atau tinja berdarah
- Mudah lelah
- Kulit pucat
- Demam
- Mual dan muntah
Kapan Harus Ke Dokter?
Segera periksa ke dokter jika mengalami diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu, apalagi jika disertai gejala lain, seperti tinja berdarah, demam, dan penurunan berat badan. Pemeriksaan perlu segera dilakukan, mengingat diare kronis dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang serius.
Diagnosa Diare Kronis
Untuk mendiagnosis diare kronis, dokter akan menanyakan pertanyaan terkait gejala yang dialami pasien, riwayat kesehatan pasien dan keluarga, serta obat – obatan yang dikonsumsi. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis, yaitu:
Pemeriksaan feses dan darah, untuk mendeteksi adanya bakteri atau parasit penyebab diare
Pemindaian dengan sinar-X, CT scan, atau MRI, untuk melihat kondisi bagian dalam perut
Kolonoskopi, untuk mendeteksi kelainan pada saluran pencernaan, seperti usus atau pankreas
Pengobatan Diare Kronis
Diare kronis diobati dengan mengatasi penyebab yang mendasari, menghilangkan gejala, dan mencegah komplikasi serius. Beberapa cara pengobatan yang bisa dilakukan adalah:
- Pemberian antibiotik, untuk mengobati diare kronis akibat infeksi bakteri
- Pemberian obat antiparasit, untuk mengobati diare kronis akibat infeksi parasit
- Pemberian obat anti-inflamasi, obat penurun sistem kekebalan tubuh, atau pembedahan, untuk mengobati diare kronis yang disebabkan oleh penyakit radang usus
- Pasien yang menderita diare kronis karena gangguan penyerapan nutrisi akan diminta untuk menghindari makanan yang dapat memicu diare. Contohnya adalah menghindari produk susu hewani dan turunannya bagi penderita intoleransi laktosa.
Sedangkan pada penderita diare kronis akibat penyakit celiac, dokter akan menganjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung gluten, seperti roti.
Baca juga : Sistem Pencernaan Manusia Dan Cara Kerjanya
Sedangkan untuk meredakan gejala diare kronis, dokter mungkin akan meresepkan obat – obatan berikut ini:
- Bismut, untuk meredakan diare, sakit perut, mual, atau mulas
- Suplemen serat, agar feses lebih terbentuk dan tidak terlalu encer
- Loperamide, untuk memperlambat buang air besar sehingga tinja menjadi lebih padat dan frekuensi buang air besar berkurang
- Octreotide, untuk mengobati diare kronis yang sangat parah
Untuk membantu proses penyembuhan dan mencegah kondisi semakin parah, pasien disarankan untuk melakukan hal – hal berikut:
- Perbaiki pola makan
- Makan makanan rendah serat
- Perbanyak minum air putih agar tidak dehidrasi
- Hindari minuman berkafein dan beralkohol
- Jangan makan berlebihan
Komplikasi Diare Kronis
Komplikasi utama yang dapat terjadi dari diare kronis adalah dehidrasi karena tubuh kehilangan banyak cairan. Dehidrasi yang tidak ditangani dengan baik bisa berakibat fatal hingga mengancam nyawa.
Oleh karena itu, penderita diare kronis harus waspada dan segera berkonsultasi ke dokter jika muncul keluhan berikut:
- Urin gelap
- Sering merasa haus
- Demam
- Muntah
- Pusing
- Lemah
Pencegahan Diare Kronis
Diare kronis yang disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu sulit dicegah. Namun, diare kronis akibat penyakit menular, terutama bakteri atau parasit, dapat dicegah dengan melakukan langkah – langkah berikut:
- Menjaga kebersihan sanitasi, baik di rumah maupun di lingkungan sekitar
- Bersihkan bahan makanan dengan baik sebelum dimasak
- Memasak makanan, terutama daging, sampai matang sempurna
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menggunakan toilet, mengganti popok, sebelum makan, atau setelah mengunjungi orang sakit